REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin penelitian di gua Maros Pangkep sekaligus arkeolog dari University of Wollongong, Australia, Adam Brumm mengatakan, para peneliti memang mendapatkan temua berupa lukisan gua yang diperkirakan usianya 40 ribu tahun.
Namun, ujar Adam, ia dan timnya belum menemukan tulang belulang manusia di Maros.
"Kami sudah banyak melakukan penggalian di sana tapi memang belum mendapat kerangka manusia, harapan tahun depan bisa ditemukan," ujarnya.
Berbagai macam lukisan di gua maros, kata Adam, seperti babi maupun anoa di dinding gua dilukis oleh manusia purba jenis homosapiens.
"Saya yakin pelukisnya homosapiens karena manusia sebelum homosapiens muncul tidak bisa melukis serumit dan sedetil homosapiens," katanya.
Sebelum spesies homosapiens, terang Adam, tidak ada yang bisa membuat gambar yang kompleks. Gambar babi, anoa, perahu merupakan gambar yang cukup kompleks.
Meski belum menemukan kerangka manusia homosapiens, ujar Adam, timnya menemukan alat batu untuk membuat lukisan.
"Memang saat ini saya masih berharap untuk menemukan kerangka homosapien di samping alat lukis dari batu," ujarnya.
Manusia purba di Indonesia, terang Adam, membuat lukisan binatang yang ada di Indonesia seperti babi rusa, dan anoa. Di gua-gua di Maros tidak ditemukan lukisan binatang seperti di gua di Eropa seperti kuda dan mamot. (Baca: Ternyata, Lukisan Gua Sulawesi Sudah Banyak Rusak)
Di tempat yang sama, Arkeolog dari Griffith University, Australia, Maxime Aubert mengatakan, lukisan yang ditemukan di gua-gua di Maros Pangkep kemungkinan lukisan binatang yang saat itu ada di Sulawesi. Terdapat lukisan babi usianya sekitar 35.400 tahun.