Kamis 09 Oct 2014 17:46 WIB

Sarihusada Raih Penghargaan 'Bhakesra 2014'

Menko Kesra, Agung Laksono
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Menko Kesra, Agung Laksono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) kembali memberi penghargaan kepada sejumlah instansi, perusahaan swasta atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang turut mendukung program Bhakti Kesejahteraan Nusantara (Bhakesra). 

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan, Bhakesra merupakan program sosial yang menyentuh masyarakat di pulau-pulau terpencil. 

"Salah satu masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia yang tinggal di wilayah terpencil adalah masalah gizi yang kurang," kata Agung Laksono, Rabu (8/10), di Jakarta. 

Untuk itu ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pemenuhan nutrisi kepada anak-anak di kepulauan. Salah satunya adalah PT Sarihusada, yang mewakili sektor swasta. 

"Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan Sarihusada yang telah berpartisiapsi selama tiga tahun berturut-turut, semoga bantuan yang diberikan dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi anak di daerah terpencil," ujarnya lebih lanjut.

Arif Mujahidin, Head of Corporate Affairs Sarihusada menyatakan Bhakesra merupakan salah satu kegiatan besar yang melibatkan kerjasama beragam pemangku kepentingan.

"Kegiatan ini bisa menjadi contoh pentingnya kerjasama berbagai pihak dalam membantu permasalahan yang dihadapi masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di daerah-daerah terpencil," ujarnya.

Arif menjelaskan, pihaknya mulai berpartisiapsi dalam program tersebut sejak tahun 2012 dengan menyumbangkan susu untuk ibu hamil, menyusui dan susu pertumbuhan anak lebih dari 10 ton.

"Pada ekspedisi Bhakesra bulan Juni 2014 yang memutari pulau-pulau terluar dan terpencil di wilayah Indonesia bagian timur, kami menyumbang 1,6 ton susu pertumbuhan merk Vitalac untuk mendukung pertumbuhan anak menjadi calon pemimpin masa depan bangsa," katanya. 

Pihaknya percaya bahwa kegiatan bisnis dan sosial harus berjalan beriringan. 

"Ini demi kesinambungan usaha dan kesejahteraan masyarakat. Selain perilaku dan kebijakan perusahaan di tempat kerja (workplace), lingkungan dan etika pemasaran, kegiatan kemasyarakatan juga akan mempengaruhi reputasi perusahaan dalam jangka panjang," kata Arif dalam pernyataan tertulis. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement