Jumat 10 Oct 2014 07:48 WIB

Pertemuan Pertama Kabinet Persatuan Palestina

Rep: Gita Amanda/ Red: Damanhuri Zuhri
Warga Gaza tengah menikmati suasana tenang selama gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Foto: Reuters
Warga Gaza tengah menikmati suasana tenang selama gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pemerintah persatuan Palestina mengadakan pertemuan pertamanya di Gaza. Ini merupakan sidang pertama sejak 2007, ketika terjadi konfrontasi bersenjata dan memburuknya hubungan Fatah dan Hamas.

Pertemuan pada Kamis (9/10), dihadiri para menteri yang berbasis di Gaza. Setelah sebelumnya Israel memblokir perjalanan mereka ke Tepi Barat untuk dilantik.

"Ini adalah permerintah bagi seluruh Palestina, karena itu saya menuntut semua faksi mendukung pemerintah dalam membangun kembali Gaza dan memulihkan kehidupan normal," kata Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah selama pertemuan.

Mantan Perdana Menteri dan salah satu pemimpin Hamas, Ismail Haniya, terus mendesak Fatah menindaklanjuti janji rekonsiliasi mereka. Ia menekankan agar rokonsiliasi dapat berhasil dalam segala bentuknya.

"Pertemuan ini memperkuat persatuan Palestina dan akhir perpecahan selama bertahun-tahun yang merugikan bangsa dan politik," kata Haniya.

Aljazirah dari Gaza melaporkan, pertemuan tatap muka sangat penting bagi pemerintahan baru untuk menunjukkan sebuah front persatuan.

Sebelumnya pemerintah persatuan telah disepakati empat bulan lalu. Pemerintah ini dibentuk untuk menggantikan pemerintah saingan di wilayah terpisah.

Pihak Palestina sepakat bulan lalu, pemerintah persatuan akan bertanggung jawab langsung atas Gaza. Sebelum ditetapkannya konferensi bantuan internasional untuk Gaza, 12 Oktober di Kairo.

Palestina sebelumnya meminta bantuan lebih dari empat miliar dolar untuk membangun kembali infrastruktur Gaza. Mereka juga meminta bantuan kemanusiaan untuk wilayah pantai yang diblokade Israel, tempat tersebut merupakan salah satu daerah paling padat penduduknya di dunia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement