Jumat 10 Oct 2014 17:50 WIB

Tercemar Limbah Batu, Sawah di Cirebon Mengeras

Sawah rusak. Ilustrasi
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Sawah rusak. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Akibat tercemar limbah batu alam ratusan hektare sawah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengeras sehingga mengganggu produksi gabah.

"Tercemar limbah pengolahan batu alam ratusan hektare sawah menjadi keras, hal itu menyebabkan kesuburan tanah terganggu, sehingga produksi gabah anjlok," kata Suparmin salah seorang petani di Kabupaten Cirebon, Jumat (10/10).

Dikatakannya, pengolahan batu alam di Kabupaten Cirebon merusak sawah milik petani, padahal mereka sering mengeluhkan pencemaran tersebut kepada Pemerintah Daerah setempat, tetapi hingga kini masih tetap dibiarkan.

Sebelumnya satu hektare sawah bisa menghasilkan sekitar tujuh ton gabah kering, kata dia, kini paling kisaran empat ton karena sawahnya mengeras.

Lahan pertanian yang tercemar limbah pengolahan batu alam, merupakan sawah produktif dimana bisa ditanam tiga kali dalam setahun, karena pasokan air normal, kendalanya limbah tersebut kian meresahkan bagi petani Kabupaten Cirebon.

Sementara itu Kustiana petani lain di Cirebon mengaku, limbah batu alam merusak sawah di Kabupaten Cirebon, lahan pertanian menjadi keras, karena sedimentasi lumpur batu tersebut.

Limbah pengolahan batu alam yang mengalir di sejumlah saluran irigasi, kata dia, menyebabkan saluran air tersebut dangkal, sehingga saat penghujan rawan banjir.

Sekertaris Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Muhidin kepada wartawan menuturkan, sekitar 461 sawah di Kabupaten Cirebon tercemar limbah pengolahan batu alam, kini sawah tersebut mengeras dan saluran air cepat dangkal. Pihaknya meminta kepada pengusaha batu alam di Kabupaten Cirebon, supaya memperhatikan pengolahan limbah untuk menjaga dan melestarikan lingkungan, selama ini mereka butuh pembinaan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement