Sabtu 11 Oct 2014 07:33 WIB

Kiprah Malala Kalahkah Pamor Snowden di Nobel Perdamaian

Edward Snowden.
Foto: Reuters
Edward Snowden.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Malala Yousafzai melambung, sejak kelompok Taliban Pakistan menembak kepalanya. Beruntung Malala lolos dari maut. Perjuangan Malala tak sia-sia, kini namanya tercatat sebagai peraid Nobel Perdamaian 2014.

Tak sampai disitu saja, Malala juga tercatat sebagai peraih Nobel Perdamaian Termuda yang pernah diberikan Komite Nobel berbasis di Norwegia itu. Komite memujinya sebagai pejuang, dalam melawan penindasan terhadap anak dan remaja.

Bersanding dengan Malala adalah juru kampanye hak-hak anak India, Kailash Satyarthi. Kailash dikenal karena telah memimpin berbagai bentuk protes dan demonstrasi damai, yang berfokus pada masalah eksploitasi makam anak untuk keuntungan finansial.

"Dia (Kailash) juga telah berkontribusi terhadap perkembangan konvensi internasional penting terkait hak-hak anak," ungkap siaran pers yang dikeluarkan Komite Nobel, melalui situs resminya, Jumat (10/10).

Komite Nobel menganggap dua orang tersebut memegang peran penting dalam perjuangan untuk pendidikan dan melawan ekstremis. Terlebih Malala dan Kailash berasal dari dua latar belakang berbeda. Malala merupakan gadis Muslim asal Pakistan, sementara Kailash merupakan penganut Hindu dari India.

Perjuangan melawan penindasan dan hak-hak anak serta remaja merupakan kontribusi untuk merealisasikan persaudaraan antara bangsa-bangsa. Poin tersebut merupakan salah satu kriteria untuk meraih Hadiah Nobel Perdamaian, seperti yang disebutkan Alfred Nobel dalam surat wasiatnya.

"Ini merupaka kehormatan untuk semua anak-anak yang masih menderita dalam perbudakan, buruh paksa dan perdagangan manusia," kata salah saru panitia pada saluran berita CNN-IBN.

Malala pertama kali menjadi perhatian pada 2009, setelah ia menulis sebuah buku harian anonim untuk BBC Urdu. Ia mengisahkan kehidupan di bawah kekuasaan Taliban  di barat laut Pakistan. Ia ditembak oleh sejumlah pria bersenjata saat naik bus sekolah di Lembah Swat.

Kini Malala telah pulih dari serangan dan tinggal di Birmingham Inggris. Hingga kini ia giat berkampanye untuk pendidikan anak perempuan.

Sementara Kailash mempertahankan tradisi Mahatma Gandhi dan melakukan berbagai bentuk protes damai. " Ia fokus pada masalah eksploitasi kuburan anak untuk keuntungan finansial," kata panitia pengumuman.

Perdana Menteri Nawaz Sharif Pakistan mengucapkan selamat pada Malala Yousafzai. Ia menyebutnya dengan "kebanggaan", untuk negaranya.

"Prestasinya tak tertandingi dan tiada bandingnya. Perempuan dan anak laki-laki di dunia harus mengikuti perjuangan dan komitmennya," katanya dalam sebuah pernyataan.

Malala bukan kali ini saja meraih penghargaan. Pada 2013, ia tercatat sebagai salah satu dari orang paling berpengaruh versi majalah Time. Ia juga dianugerahi hadiah Sakharov HAM bergengsi Uni Eropa tahun itu.

Tahun ini terdapat 278 nominasi untuk Hadiah Nobel Perdamaian. Termasuk diantaranya Paus Francis dan ginekolog Kongo Denis Mukwege. Mantan kontraktor NSA Edward Snowden dan surat kabar Rusia Novaya Gazeta juga telah disebut-sebut sebagai favorit untuk penghargaan ini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement