Sabtu 11 Oct 2014 17:01 WIB

Pemerintah: Jangan Rusak Perdamaian di Aceh

Prajurit TNI Kodam I/Bukit Barisan melakukan patroli  di Aceh.
Foto: Antara
Prajurit TNI Kodam I/Bukit Barisan melakukan patroli di Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pemerintah Aceh mengimbau pihak tertentu agar tidak merusak perdamaian yang telah dirasakan masyarakat di provinsi itu sejak penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Helsinki, Finlandia pada 15 Agustus 2005.

"Harus kita sadari bahwa situasi Aceh hari ini mulai membaik dan jangan sampai rusak kembali. Kami minta media lebih arif menyikapi hal itu," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh Murthalamuddin di Banda Aceh, Sabtu (11/10).

Hal tersebut disampaikan menanggapi adanya kelompok bersenjata di kawasan pedalaman Aceh. Kelompok bersenjata itu mengaku mantan kombatan GAM yang merasa kecewa terhadap pemerintah Aceh.

Ia meminta agar libido mencari sensasi atau eksistensi dengan memanfaatkan momentum merusak perdamaian seharusnya dihentikan. "Perdamaian ini, diakui atau tidak, sudah memberi kita banyak kenyamanan. Termasuk bagi pekerja media," katanya.

Karenanya pemerintah meminta agar tidak ada pihak yang dapat merugikan situasi Aceh saat ini dengan membuat sensasi. "Mari lihat perdamaian ini dengan mata hati sehingga lebih jernih dalam melihat berbagai persoalan," kata Murthalamuddin.

Semua kritikan yang muncul diterima dengan hati jernih dan lapang dada. "Tapi ingat, siapa pun yang menjadi pemimpin di Aceh tidak akan mampu menyelesaikan semua keinginan itu seperti membalik telapak tangan," ujarnya.

Ia menyebut negeri lain bekas konflik yang juga butuh waktu untuk membangun yang muaranya untuk kesejahteraan rakyat.

"Apa yang dilakukan YARA patut kita apresiasikan. Namun akan lebih arif bila YARA mempersempit ruang munculnya penafsiran berbeda pihak lain dengan membuka dan mengekpose melalui media," kata Murthalamuddin.

Dia juga mengajak mantan kombatan GAM tersebut untuk bersinergi dalam upaya menyelematkan perdamaian Aceh. "Kami minta marilah bahu membahu menyelamatkan perdamaian. Mari kita buka ruang dialog yang lebih baik. Lihatlah rakyat yang sudah lelah dengan konflik," katanya.

Murthalamuddin juga meminta semua pihak untuk tidak membesar-besarkan kelompok bersenjata itu. "Agar tidak menjadi tunggangan banyak pihak untuk merusak kembali nikmat damai yang sedang berlangsung sekarang," kata dia.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement