REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pasukan Kurdi di Suriah yang memperjuangkan Kobani mendesak koalisi internasional yang dipimpim AS untuk meningkatkan serangan udara terhadap ISIS.
Dilansir dari Reuters, Ahad (12/10), hal ini dilakukan mengingat militan ISIS memperketat cengkraman Kobani, daerah perbatasan antara Suriah dan Turki, kemarin. Sebuah kelompok yang memantau perkembangan pertempuran Suriah mengatakan, pasukan Kurdi tengah menghadapi kekalahan yang tak terelakkan di Kobani. Hal tersebut akan semakin buruk jika Turki tidak membuka perbatasannya untuk memberikan bantuan militer, suatu hal yang enggan dilakukan oleh Ankara.
Sejak militan ISIS mendesak Kobani, pasukan koalisi internasional terus melakukan serangan udara di sekitar Kobani, kota yang juga dikenal sebagai Ayn al-Arab. Kelompok utama Kurdi, pejuang pemuda Kurdi (YPG) mengatakan, serangan udara yang dilancarkan koalisis internasional telah menimbulkan kerugian besar pada kelompok radikal yang telah menguasai sebagain besar wilayah Suriah dan Irak. Namun, kata mereka, serangan udara itu telah kurang efektif dalam dua hari terakhir ini.
Sementara itu, seorang pejabat militer Kurdi mengatakan pertempuran yang berbasis jalanan ini telah membuat sulit pesawat tempur untuk menargetkan posisi militan.
"Kami memiliki masalah, dimana perang ini terjadi diantara rumah-rumah," ujar Keplaa Dewan Pertahanan Kobani, Esmat Al-Sheikh.
Ia menambahkan, adanya serangan udara telah mengungtukan pihaknya. Tetapi, militan membawa
tank dan artileri dari wilayah timur. "Saat ini, kami tidak melihat mereka dengan tank, tapi kemarin kami melihat adanya tank T-57," katanya menambahkan.
Ketika ISIS telah mampu memperkuat para pejuangnya, sedang pejuang Kurdi masih belum. Saat ini, ISIS telah mengepung kota dari timur, selatan. Berarti, pejuang Kurdi hanya mungkin memanfaatkan rute perbatasan Turki di utara.