Ahad 12 Oct 2014 18:37 WIB
Bully Siswa SD di Bukit Tinggi

Kasus Bully Anak SD: Wali Kota Bukittinggi Mengaku Prihatin

Bullying (ilustrasi)
Foto: www.chicago-bureau.org
Bullying (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wali Kota Bukittinggi, Ismet Amzis mengaku prihatin atas munculnya kasus aksi kekerasan yang melibatkan anak SD di wilayah kerjanya. Meski kejadian pemukulan tersebut berlangsung pada 18 September lalu, namun Ismet mengatakan baru mengetahuinya dari video yang beredar kemarin malam.

"Hal (aksi kekerasan-red) itu telah mengganggu pendidikan di Bukittinggi sebagai ranking pendidikan terbaik se-Sumatera Barat," kata Ismet kepada Republika, Ahad (12/10).

Ia mengatakan, pihaknya telah memanggil kepala sekolah, ketua yayasan, guru yang mengajar saat jam peristiwa berlangsung, orang tua murid terkait, dan siswa-siswi bersangkutan. Sebelumnya, katanya, ia sudah meminta dinas pendidikan memanggil mereka.

Menurut Ismet, sekolah SD tersebut adalah sekolah swasta di bawah yayasan Perwari. Menurutnya, pihaknya tengah melakukan investigasi lebih dalam akan kasus tersebut. Ia juga mengatakan, akan ada sanksi untuk guru yang mengajar. Sebab menurutnya, peristiwa berlangsung saat jam pelajaran agama Islam.

Menurutnya, terdapat majelis pertimbangan pegawai yang akan memberikan saran-saran kepada Ismet, mengenai hukuman apa yang pantas diberikan atas kelalaian guru tersebut. Adapun siswa SD itu, ia tidak akan memberikan hukuman.

Namun, pihaknya akan menghadirkan psikolog ke sekolah tersebut dan juga kepada orang tua dari anak-anak bersangkutan. Karena menurutnya, anak-anak SD di luar sekolah seringkali menonton tayangan atau bermain play station yang mempengaruhi perilaku mereka.

Peristiwa ini beredar, setelah salah seorang temannya yang membawa handphone merekam kejadian dan memberikannya pada ibunya.  Menanggapai hal ini, Ismet mengatakan pihaknya juga akan menekankan pada sekolah-sekolah di Bukittinggi agar tidak membiarkan siswa SD membawa handphone ke sekolah.

Padahal menurutnya, sudah ada edaran kepada seluruh sekolah agar anak SD tidak membawa hp ke sekolah. Menurut Ismet, pihak sekolah SD terkait mengatakan telah melakukan razia sebelum anak memasuki ruangan kelas.

Namun, pada kenyataannya anak yang membawa hape ke sekolah lolos begitu saja. Ia juga akan mengumpulkan seluruh jajaran pendidikan, agar peristiwa ini tidak berulang.

"Kita tidak mau terulang, tidak pernah terjadi dan baru kali ini terjadi. Kita akan sampaikan pada komite sekolah, guru-guru, dan dinas pendidikan," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement