REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Seperti di kota-kota besar lainnya di Tanah Air, upaya normalisasi sungai di wilayah Cirenon kerap terhambat maraknya bangunan. Kondisi ini terjadi pada normalisasi aliran Sungai Sigujeg yang melewati daerah Sukasari, Cirebon. Termasuk Sungai Cikalong dan Cikenis.
Di sepanjang bantaran sungai ini, banyak berdisi bangunan milik masyarakat. Menurut Kasi Operasi dan Pemeliharaan BBWS Cimanuk Cisanggarung, Kasno, saat ini pihaknya sedang melakukan normalisasi dua sungai besar yang melintas di kawasan Perumnas, Kota Cirebon, yaitu Sungai Cikalong dan Cikenis.
Kasno menjelaskan, area sungai Cikalong sepanjang kurang lebih dua kilometer dikeruk dengan menggunakan alat berat sepanjang 700 meter dan kedalaman dua meter. Sedangkan Sungai Cikenis sepanjang kurang lebih tiga kilometer akan dinormalisasi secara manual dengan melibatkan para pekerja sepanjang 260 meter.
‘’Sungai Cikenis tidak bisa dimasuki alat berat sehingga kita harus menggunakan tenaga manusia,’’ terang Kasno.
Kasno menambahkan, endapan lumpur sebanyak 5.000 meterkubik yang diangkat dari sungai Cikalong akan digunakan sebagai penahan sungai atau tanggul. Hal itu dimaksudkan untuk memperkuat area tanggul sehingga air tidak akan meluap ke pemukiman penduduk.
Kasno berharap, warga yang tinggal di pinggir sungai tidak membuang sampah ke sungai. Pasalnya, tumpukan sampah dan endapan lumpur merupakan penyebab utama terjadinya banjir saat musim hujan.
Hal senada diungkapkan Wali Kota Cirebon, Ano Sutrisno. Dia mengungkapkan, upaya normalisasi aliran
sungai akan sia-sia jika masyarakat tidak memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya.
"Setelah normalisasi selesai dilakukan, masyarakat jangan lagi membuang sampah ke sungai,’’ tandas Ano.