REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI-- Suhu kota Bekasi dicatat oleh Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) telah meningkat hingga 40 derajat beberapa hari lalu.
Menanggapi hal ini, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyatakan suhu di Kota Bekasi meningkat akibat efek rumah kaca dan pemanasan global.
"Peningkatan suhu di Kota/ Kabupaten Bekasi dan Provinsi DKI Jakarta terjadi akibat efek rumah kaca atau pemanasan global," tutur Rahmat saat diwawancarai para wartawan, Senin (13/10) siang di Kantor Wali Kota Bekasi.
Lihat saja kondisinya, lanjut Rahmat, jika peningkatan suhu hingga 40 derajat terjadi hanya di Kota Bekasi, tidak di DKI Jakarta, berarti ada keaalpaan dirinya sebagai Wali Kota.
Namun, paparnya, kondisi riil peningkatan suhu hingga 40 derajat itu terjadi di DKI Jakarta, Kota dan Kabupaten Bekasi. Jadi, penyebabnya adalah efek rumah kaca dan pemanasan global.
"Jadi, peningkatan suhu hingga 40 derajat di Kota Bekasi tidak terjadi karena masalah regional seperti penghijauan dan RTH atau kealpaan saya sebagai Wali Kota Bekasi," ungkap Rahmat.
Rahmat pun mengakui Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Bekasi luasnya baru sekitar 13 persen. Jadi, masih belum memenuhi standar minimal luas RTH sebesar 30 persen, sesuai ketentuan perundang-undangan.
"RTH di Kota Bekasi baru sekitar 13 persen, belum memenuhi standar minimal 30 persen. Jadi, kita akan tambah terus RTH-nya," papar Rahmat.
Tahun 2014 ini, lanjut Rahmat, Pemkot Bekasi telah membangun tandon air dan menyelenggarakan program bina bangsa untuk Pramuka di Kota Bekasi.
Apalagi, ungkapnya, ada sejumlah PSU (fasilitas sosial/ fasos) dan fasilitas umum/ fasum) yang diserahkan pihak ketiga kepada Pemkot Bekasi.
"Jika diformulasikan, program-proram tandon air dan bina bangsa serta PSU yang diserahlkan pihak ketiga itu tentu menambah persentase luas RTH di Kota Bekasi," ungkap Rahmat.