Selasa 14 Oct 2014 10:54 WIB

Ciliwung Bersih Tak Tercapai, Warga Ibu Kota Perlu Reformasi Mental

Rep: c09/ Red: Indah Wulandari
  Warga menyaksikan alat berat yang mengeruk lumpur di aliran anak kali Ciliwung, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (10/9). (Republika/Raisan Al Farisi)
Warga menyaksikan alat berat yang mengeruk lumpur di aliran anak kali Ciliwung, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (10/9). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID,JATINEGARA--Tumpukan sampah masih banyak terlihat di belakang permukiman kumuh sepanjang bantaran kali Ciliwung, Kampung Pulo, Jatinegara. 

Menurut salah seorang warga setempat, Yati (28 tahun), tidak ada pengelolaan sampah khusus dari Dinas Kebersihan Jakarta Timur. Begitu juga dengan pengelolaan sampah di Kelurahan Kampung Pulo.

"Semua masih buang sampah di sungai," ujar Yati, Senin (13/10).

Warga Kampung Pulo menyadari jika sampah merupakan penyebab utama banjir. Meski begitu, kebiasaan membuang sampah ke kali masih terus dilakukan.

Ibu dua anak ini juga menceritakan bagaimana banjir lima tahunan melanda Jakarta. Kampung Pulo sering menjadi tempat yang pertama terkena banjir dan terakhir surut.

Chandra (48), salah satu pekerja normalisasi kali Ciliwung, mengatakan perlunya perubahan cara pikir masyarakat memperlakukan sampah.

"Masyarakat kita perlu reformasi mental menyangkut masalah ketertiban umum," ujarnya.

Meski Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, menargetkan Kampung Pulo bebas banjir di 2013, wilayah tersebut masih digenangi air kali yang meluap Januari 2014 tahun ini.

Warga Kampung Pulo berharap pemerintah dapat memperhatikan masalah pengelolaan sampah di bantaran Ciliwung agar budaya membuang sampah ke kali dapat dihilangkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement