REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Pendidikan Dasar (Dikdas) Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan, anak-anak yang melakukan kekerasan di SD di Bukittingi perlu dibina. Mereka semua di bawah umur sehingga tidak tahu dan tidak niat melakukan kekerasan.
Mungkin, ujar Hamid, anak-anak pelaku kekerasan itu mencontoh film yang semalam ditontonnya. "Banyak kemungkinan sehingga harus diselidiki,"ujarnya di Jakarta, Selasa, (14/10).
Kasus kekerasan di Bukittinggi, kata Hamid, yang dipukul anak perempuan. "Saya yang melihat video saja tidak tega, ini bukan kenakalan biasa, "katanya.
Bayangkan, ujar Hamid, yang dipukul anak perempuan, lokasinya di mushola dan sedang berlangsung pelajaran agama. "Ini tidak lumrah, apalagi anak-anak yang melihat kekerasan seolah biasa saja, tidak ada yang aneh,"ujarnya.
Makanya, kata Hamid, Kemendikbud meminta kepala dinas, kabid dikdas melakukan peninjauan ke sana untuk mengetahui peristiwa sebenarnya. "Apa betul ada tradisi kekerasan di situ atau hanya kejadian spontanitas saja,"katanya.
Sekolah, ujar Hamid, harus punya komitmen kekerasan tidak terjadi lagi. "Sekolah itu harus ramah anak sehingga anak-anak bisa belajar dengan nyaman dan aman,"ujarnya.