REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Peluang Persela Lamongan sangat tipis di babak delapan besar Indonesia Super League (ISL). Setelah akhir pekan lalu ditekuk Semen Padang 2-4. Sebelumnya Persela Lamongan juga ditahan imbang oleh Arema Cronous, dan dikalahkan Persipura Jayapura. Sehingga di putaran pertama Laskar Joko tingkir hanya meraup satu poin dari tiga laga.
Meski demikian, Asisten Pelatih Persela Lamongan, Didik Ludianto menyatakan timnya tidak akan menyerah begitu saja. Bahkan, didik mengimbau kepada penggawa timnya agar tampil all out di laga sisa. Selain itu, semangat pantang menyerah para pemain Persela Lamongan juga menjadi modal tersendiri, tuk berlaga di putaran kedua nanti.
“Situasi memang sangat sulit, peluang kami juga sangat tipis. Tapi kita masih memiliki semangat, anak-anak akan bermain habis-habisan di putaran kedua delapan besar, kami tetap optimis bisa memaksimalkan laga sisa,” harap Didik, saat dihubungi lewat selular, Selasa (14/10).
Dengan hasil tersebut kini anak asuh Eduard Tjong menjadi juru kunci di grup satu babak delapan besar dengan torehan satu poin. Tidak hanya itu statistik Persela Lamongan di putaran pertama juga sangat buruk, kebobolan delapan gol, dua gol dari tendangan penalti.
Ketika disinggung tentang peluang Persela menuju semifinal, Didik menegaskan tetap ada, meski sangat tipis. Demi membuka peluang itu pihaknya akan memaksimalkan hasil pada dua laga home nanti. Didik memperkirakan, jika dua laga home bisa menang, maka enam poin diraih Laskar Joko Tingkir.
Dan ditambah satu poin yang sudah diraih, paling tidak tujuh poin digenggam Persela. “Tidak ada yang mustahil dalam kamus Persela. Kita akan habis-habisan tuk menembus ke babak selanjutnya,” tegas Didik
Pada putaran kedua babak delapan besar nanti, Persela akan menjamu Semen Padang pada 21 Oktober mendatang. Kemudian pada 25 Oktober, Persela akan bertandang ke kandang Arema Cronous. Lalu pada 29 Oktober, Persela kembali menjamu Persipura Jayapura. Secara khusus Persela Lamongan juga membidik kemenangan dari tim Kabau Sirah, sekaligus sebagai ajang balas dendam di pertemuan pertama.