Rabu 15 Oct 2014 20:32 WIB

Transportasi Laut Andalan Kemaritiman Indonesia

Transportasi laut.
Foto: Antara
Transportasi laut.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wakil Direktur I Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin) Ario Hendartono mengingatkan transportasi laut merupakan potensi andalan kemaritiman Indonesia.

"Bidang kemaritiman itu sangat luas, ada 'fishing', transportasi laut, dan sebagainya. Tetapi, yang selama ini belum dikembangkan adalah transportasi laut," katanya di Semarang, Rabu (15/10).

Ia menjelaskan wilayah Indonesia yang merupakan kepulauan sebenarnya menyimpan potensi ekonomi besar dari pengelolaan sektor transportasi laut sehingga perlu digarap secara optimal.

Berkaitan dengan salah satu program Joko Widodo-Jusuf Kalla, yakni pengembangan sektor kemaritiman, ia menyambut baik atas pengembangan kemaritiman, tetapi memang perlu difokuskan.

"Kemaritiman itu kan sangat luas. Mana yang akan difokuskan pengembangannya? Kalau saya melihat kondisi sekarang ini, semestinya sektor transportasi laut yang perlu dioptimalkan," katanya.

Sebagai satu-satunya politeknik pelayaran negeri di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kata dia, Polimarin Semarang memang mengambil peran dalam bidang transportasi laut.

Salah satu kendala dalam pengembangan kemaritiman di Indonesia, kata dia, masih ada kesenjangan jauh dalam hal penghasilan antara pelaut yang bekerja di dalam negeri dan luar negeri.

"Kesenjangan yang besar itulah yang menyebabkan banyak pelaut kita yang memilih bekerja di perusahaan luar negeri. Ya, kalau disamakan memang berat, tetapi setidaknya mendekati," katanya.

Ario mengatakan para pelaut Indonesia tentunya akan lebih memilih bekerja di dalam negeri jika perbedaan penghasilannya tidak berbeda jauh dibandingkan bekerja di luar negeri.

"Ke depannya pemerintah harus memberikan perhatian. Istilahnya, 10 perak di luar negeri atau tujuh perak di dalam negeri, tentu tujuh perak yang akan dipilih," katanya.

Akan tetapi, kata dia, kondisinya akan berbeda jika kesenjangannya teramat besar, semisal 70 perak penghasilannya jika bekerja di luar negeri, sementara di dalam negeri hanya dua perak.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement