Kamis 16 Oct 2014 03:34 WIB

Iran Gelar Pembicaraan Trilateral untuk Bahas Nuklirnya

Rep: Gita Amanda/ Red: Julkifli Marbun
Iran
Iran

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, tak mengharapkan terobosan baru dalam pembicaraan nuklir tingkat tingginya dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa. Namun ia berharap pembicaraan dapat akan membantu membuka jalan bagi tercapainya kesepakatan akhir.

Zarif dikutip kantor berita Iran Fars, dilaporkan telah tiba di Wina, Austria. Ia dijadwalkan bertemu dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri uni Eropa Catherine Ashton. Sementara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John kerry akan bergabung pada hari Rabu (15/10).

"Meskipun kami tak mengharapkan terobosan dalam negosiasi trilateral, tapi kami masih percaya jalan terbuka bagi kesepakatan akhir. Agenda (pembicaraan) adalah masalah volume pengayaan uranium dan waktu pengangkatan sanksi," ujar Zarif.

Optimisme hati-hati Zarif datang sehari setelah Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan pada televisi Iran, bahwa kesepakatan nuklir yakin tercapai tapi ada beberapa rincian yang masih harus dinegosiasikan.

Pembicaraan antara Iran dan enam negara kekuatan dunia akan digelar mendekati batas akhir 24 November mendatang. Diplomat berharap kesepakatan akan dicapai untuk mengakhiri kebuntuan selama lebih dari satu dekade itu.

Para diplomat mengatakan, perbedaan utama tetap pada masalah masa depan pengayaan uranium Iran. Iran selama ini mengklaim program nuklirnya untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Sementara negara Barat menuduh program nuklir Iran berkaitan dengan produksi bom nuklir.

Kerry mengatakan di Paris pada Selasa (14/10), bahwa ia percaya akan ada kesepakatan dalam pembicaraan yang akan berlangsung kurang dari enam pekan tersebut. Meskipun ia mencatat ada sejumlah masalah yang masih harus diselesaikan.

Kerry belum memberi jawaban saat ditanya apakah akan ada perpanjangan batas waktu pembicaraan. Ia hanya mengatakan, ia menuju Wina untuk pembicaraan tiga arah dengan Zarif dan Ashton.

"Saya tak percaya kalau itu di luar jangkauan. Tapi kami memiliki beberapa masalah yang masih sulit diselesaikan," ujar Kerry.

Sementara itu, kantor Ashton mengatakan ia dan Zarif akan bertemu dengan para pejabat senior kementerian luar negeri, yang dikenal dengan direktur politik dari enam negara pada Kamis (16/10). Pertemuan akan digelar sehari setelah pertemuan antara diplomat Iran, Uni Eropa dan AS.

Salah satu juru runding Iran, Wakil Menteri Luar Negeri Abbas Araqchi mengatakan pekan lalu, perlunya meningkatkan kemungkinan perpanjangan batas waktu pembicaraan. Namun pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Washington percaya masih ada waktu untuk mencapai solusi komperhensif.

iran dan enam negara kekuatan Barat telah mencapai kesepakatan sementara pada November silam. Saat itu Teheran sepakat menangguhkan aktivitas nuklir paling sensitifnya, imbalannya negara Barat mengurangi sanksi mereka pada Iran.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement