Kamis 16 Oct 2014 05:36 WIB

Menteri: Ulil Mencoba Dikte Praktik Agama di Malaysia

Menteri Datuk Seri Dr Jamil Khir Baharom
Foto: Themalaymailonline
Menteri Datuk Seri Dr Jamil Khir Baharom

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla sedang mencoba untuk mendikte praktik agama di Malaysia. Menteri Datuk Seri Dr Jamil Khir Baharom menyatakan, pemerintahannya menolak membiarkan Ulil masuk ke negara untuk bergabung dengan diskusi yang bertujuan memerangi ancaman jihad .

Beberapa sorotan internasional datang mempertanyakan kebebasan menyuarakan pendapat di Malaysia. Kendati begitu, menteri yang menangani urusan agama Islam tersebut berpendapat bahwa Ulil mencoba untuk menggoyang Muslim Malaysia, yang menganut ajaran Sunni untuk diganti dengan ide Islam liberal.

"Di sini, di Malaysia, kita berpegang pada ajaran Sunni. (Kemudian) yang lain datang, dan membatasi kami dari ajaran Sunni. Satu orang tidak bisa datang untuk menghalangi iman seluruh pemerintah," kata Jamil Khir kepada wartawan, dilansir dari the Malay Mail Online.

Dia mengatakan bahwa, bahkan di Indonesia, otoritas berwenang telah menghentikan penyebaran ide-ide Ulil. Karena itu, ia menekankan, Malaysia juga harus melakukan hal yang sama.

"Jakim dan Jawi telah diperintahkan agar dia tidak diperbolehkan masuk," katanya, mengacu pemegang otoritas yang menangani kajian Islam di Malaysia.

Sebelumnya, Ulil mengecam tindakan pemerintah Malaysia yang dianggapnya tidak memberi ruang kebebasan berekspresi. "Saya sedih pelarangan ini terjadi pada waktu Ketika masyarakat Muslim membutuhkan dialog yang lebih untuk membendung radikalisme di tengah mereka."

Ulil dilarang pemerintah Malaysia untuk menghadiri sebuah diskusi di Kuala Lumpur. Rencananya, Ulil akan menjadi pemateri bertajuk 'Tentangan Fundamentalisme Agama di Abad Ini' yang bakal dihelat di Bukit Damansara pada Sabtu (18/10). Nama Ulil masuk dalam daftar hitam imigrasi Malaysia.

 

Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement