REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR TIMUR -– Kemarau di sepanjang 2014 membuat debit air Bendung Katulampa, Bogor, surut. Pada Rabu (15/10) ketinggian air di Bendungan Katulampa hanya mencapai 30 cm.
Volume air di Katulampa mulai surut drastis pada September dari batas normal yaitu 35 meter kubik per detik menjadi 2.000 meter kubik per detik.
Kepala pelaksana harian pintu air Katulampa, Andi Sudirman, mengatakan volume air di Katulampa sudah mendekati kategori kritis.
“Jika air berada di bawah level 2.000 meter kubik per detik sudah kritis,” kata Andi, Rabu (15/10).
Surutnya air di Bendung Katulampa dimanfaatkan oleh pegawai pintu air untuk membersihkan sampah-sampah yang tersangkut di bebatuan di dalam bendungan.
“Untuk membersihkan bagian dalam bendungan, kami biasanya harus menunggu musim panas,” ujar Yuki Kusdian, salah satu pekerja lapangan pintu air Katulampa.
Berdasarkan data pos penjagaan pintu air Katulampa, kemarau tahun ini bukan kemarau terparah yang terjadi di bendung tersebut. Pada 1997 silam, Bendungan Katulampa mengalami kekeringan parah pada ketinggian 20 cm yang menyebabkan tidak adanya pasokan air sungai ke wilayah Kabupaten Bogor, Depok, dan Jakarta.
Warga sekitar tidak terlalu terkena imbas dari kemarau panjang yang menyurutkan air yang melintas bendung tersebut. Mereka justru memanfaatkan air surut itu dengan turun ke sungai irigasi untuk bermain air dan menyuci baju.
“Karena airnya kecil dan aman, warga, terutama anak-anak, senang bermain air di sini,” kata Yati, warga setempat.