Kamis 16 Oct 2014 16:02 WIB

Hadapi Pasar Bebas, Industri Pangan Harus Lebih Inovatif

Rep: C85/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Tokoh kartun dalam kemasan makanan lebih menarik perhatian anak-anak
Foto: MSNBC
Tokoh kartun dalam kemasan makanan lebih menarik perhatian anak-anak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menghadapi pasar bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, pelaku bisnis yang bergerak di bidang industri pangan dalam negeri diharapkan mampu menciptakan inovasi kreatif dalam produknya. Dalam diskusi yang berlangsung di ajang "Food Ingredients", pameran pangan internasional di Jakarta, Kamis (16/10), Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi Lukman mengatakan bahwa inovasi produk pangan penting untuk menyerap komoditi asing.

"Inovasi juga dapat memicu para pebisnis untuk menghasilkan produk yang lebih baik, berdaya saing, sehingga dapat setara melampaui produk-produk pasar global," jelasnya.

Saat ini, menurut Adhi, industri "food ingredients" masih sangat tertinggal dibanding negara lain. Indonesia masih mengimpor bahan pangan dari negara luar. "Padahal dengan jumlah penduduk yang besar dan kaya dan dengan sumber daya alamnya, Indonesia berpotensi menjadi basis produksi dan distribusi industri pangan, baik dalam maupun luar negeri," jelas Adhi.

Adhi juga menambahkan penting adanya kerjasama antara pemerintah, pelaku bisnis, dan ilmuwan pangan untuk bisa meningkatkan inovasi produk pangan.

Inovasi produk pangan lokal adalah satu dari berbagai topik mengenai industri bahan pangan yang dibahasa dalam pameran pangan yang diadakan di JIExpo hingga 17 Oktober mendatang.  Indonesia tahun ini menjadi tuan rumah dengan mengusung tema "Pangan untuk Kualitas Hidup". Topik yang dibahas mencakup pengolahan makanan, pendekatan baru dalam menjamin keamanan dan kualitas makanan, perkembangan terkini hasil riset dan gizi, dan isu-isu tentang pangan termasuk kebijakan pangan lokal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement