Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti
Sitt Al Mulk adalah putri pemimpin Dinasti Fatimiyah. Ayahnya bergelar Maulana Al Azis, seorang pemimpin kerajaan sekaligus imam dari Dinasti Fatimiyah di Mesir. Sitt lahir dari seorang ibu yang berasal dari Bizantium.
Sitt tumbuh besar di bawah asuhan dan pengajaran dari ayahnya secara langsung. Ayahnya dikenal sebagai raja yang bijaksana dan sangat menjunjung toleransi. Sebagai pemimpin dinasti Islam, Al Azis menanamkan nilai-nilai ajaran Nabi Muhammad SAW kepada anak-anaknya, termasuk Sitt.
Kepemimpinan Al Azis dicintai oleh rakyat Mesir. Ia memimpin Dinasti Fatimiyah selama 21 tahun. Al Azis membangun dua istana megah di Kairo untuk kehidupan keluarganya. Dua istana itu diberi nama Qasr Al Bahr (Istana Sungai) dan Qasr Al Zhahab (Istana Emas).
Sitt Al Mulk sejak kecil telah terbiasa bermain di kedua istana tersebut. Tinggal bersama ayahnya, Sitt banyak mendapat pelajaran terutama tentang kebijaksanaan. Kharisma kepemimpinan Sitt pun sudah terlihat sedari kecil. Hal itu dibuktikan dari seringnya Al Azis meminta pendapat mengenai persoalan kerajaan kepada Sitt.
Meski masih kecil dan polos, Al Azis ingin mendengarkan nasihat yang penuh dengan ketulusan dari anak nya. Sitt pun sering mengomentari permasalahan kerajaan dengan terus terang dan apa adanya. Kejujuran Sitt dalam mengungkapkan masalah ini yang sangat disukai ayahnya. Sitt terus dimintai nasihat hingga ayahnya mendekati ajal.
Maulana Al Azis dikenal sangat menghargai perbedaan. Prinsip tersebut yang juga dipelajari Sitt. Namun, kebaikan Al Azis dimanfaatkan pejabat yang beragama Yahudi dan Nasrani yang diangkat raja.
Kalangan non-Islam justru banyak menguasai posisi penting di negara tersebut. Akibatnya, muncul ketidakstabilan pemerintahan sang raja bijaksana itu.