Kamis 16 Oct 2014 21:31 WIB

KSPI Sebut Upah Buruh DKI Jakarta Masih Rendah

 Ratusan buruh melakukan aksi unjuk rasa tuntut kenaikan upah minimum di depan Balaikota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (3/9).    (Republika/Yasin Habibi)
Ratusan buruh melakukan aksi unjuk rasa tuntut kenaikan upah minimum di depan Balaikota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (3/9). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upah buruh di DKI Jakarta sebagai ibu kota negara dianggap masih rendah oleh Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal.

"Sebagai ibu kota, Jakarta masih tertinggal dengan Bangkok dan Manila, padahal sama-sama ibukota negara," kata Presiden KSPI, Said Iqbal di Jakarta, Kamis (16/10).

Menurutnya negara Indonesia sama dengan Thailand dan Bangkok yang masih sama-sama berkembang, sehingga perbandingannya pas. Namun, di Bangkok upah minimal mencapai Rp 3,2 juta dan Manila Rp 3,6 juta, sedangkan Jakarta masih berkisar di angka Rp 2,4 juta.

Menanggapi hal tersebut para serikat buruh sering memperjuangkan nasib mereka dengan cara menggelar aksi. "Ini cara kami untuk memperjuangkan hak dan aspirasi, sebagai pekerja yang dibayar rendah," ujarnya.

Ia juga menolak adanya penangguhan upah minimum yang semakin marak di sektor tekstil dan garmen. Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia telah memasuki posisi 10 besar dunia.

Berdasarkan pernyataan Presiden tersebut, serikat buruh berharap nasib mereka lebih diperhatikan lagi agar lebih sejahtera.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement