Jumat 17 Oct 2014 00:21 WIB

Cerita Anung Anindito, Fotografer SBY Sekaligus Guru Fotografi Ani Yudhoyono

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Julkifli Marbun
Istana Negara
Foto: www.presidenri.go.id
Istana Negara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis (18/9) pagi. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono beserta delegasi dan rombongan, bersiap untuk bertolak ke Portugal.

Kunjungan ke negara asal pesepakbola ternama Cristiano Ronaldo itu merupakan rangkaian kunjungan kenegaraan internasional terakhir SBY di medio kedua masa pemerintahannya.

Setelah Portugal, Presiden mengunjungi Amerika Serikat dan Jepang, sebelum direncanakan kembali ke Tanah Air, akhir September nanti.

Sebagaimana biasa, kepergian SBY ke mancanegara, dilepas oleh sejumlah pejabat termasuk Wakil Presiden Boediono dan Ibu Herawati Boediono.

Tatkala SBY dan Ibu Ani sedang menaiki tangga menuju pintu masuk armada Boeing 737-800 kepunyaan maskapai Garuda Indonesia, dengan sigap Anung Anindito mengabadikan momen itu dengan kamera SLR miliknya.

Sejurus kemudian, Anung masuk ke dalam ruang utama pesawat tersebut. 

Anung Anindito merupakan fotografer pribadi Presiden SBY dan keluarga. Tanpa terasa sudah hampir 11 tahun, Anungmelakoni pekerjaan tersebut.

Sebelumnya, Anung bekerja sebagai pewarta foto di salah satu media nasional mulai 1996.  Selain itu, Anung juga sempat menjadi fotografer lepas (freelance) di salah satu kantor berita kenamaan, AFP (Agence France-Presse). 

Namun delapan tahun kemudian, Anung melepas identitasnya sebagai pewarta foto di media massa.

"Pas 2004, ikut gabung sama babeh (SBY), gw pikir ya sudah. Kerjaan gw fokus sama babeh," ujar Anung ketika berbincang dengan Republika beberapa waktu lalu.

Walaupun tak bergabung lagi dengan media massa, Anung menyebut hubungan baik dengan para pewarta foto, khususnya di Ibu Kota tetap terjaga dengan baik.

Komunikasi tetap terjaga, sampai saat ini. 

"Kacang tidak boleh akan kulitnya.  Gak boleh lupa sama teman-teman lama, walaupun sudah ada yang menjadi redaktur dan lain-lain," kata Anung.

Sejak 2004 hingga sekarang, tentu sudah banyak suka duka yang dialami.  Meskipun begitu, Anung mengaku menikmati setiap proses yang terjadi. Terlebih, SBY dan Ibu Ani telah menganggapnya layaknya seorang anak, bukan seorang karyawan.

"Kalau misal ada kemarahan sedikit, itu buat pembelajaran," kata Anung. Hubungan dengan anggota keluarga SBY seperti dengan keluarga Agus Harimurti dan Ibas Yudhoyono pun berjalan baik dan penuh keakraban.

Dalam sejumlah kesempatan menyertai kegiatan kepresidenan, Anung kerap memberi saran kepada Ibu Ani yang mulai hobi menjepret beberapa tahun terakhir.

Dua kamera milik Ibu Ani bermerek Sony dan Canon (seri 5D max) adalah senjata andalan. 

"Kadang-kadang, Ibu suka pakai kamera kecil (Sony), tapi saya sarankan kamera besar (Canon) agar lebih dapat detil. Kita arahkan kecepatan sekian, Ibu sudah paham," ujar Anung.

Terkadang, Ibu Ani lupa, namun setelah diingatkan, yang bersangkutan segera memahami. Arahan Anung tidak hanya berupa kamera semata, melainkan juga untuk pengambilan momen.  Ya, momen adalah kunci utama agar foto yang apik dihasilkan. Anung juga bercerita ihwal kegiatan Ibu Negara menggunakan media sosial instagram sebagai sarana berbagi foto.

Menurut Anung, awal kelahiran akun instagram pribadi Ibu Ani, merupakan hasil diskusi panjang keduanya.

Anung pun telah mengingatkan ekses-ekses negatif yang kerap ditemui di media sosial.  Misalnya ada yang mengejek postingan foto yang diunggah. 

"Tapi Ibu bilang dia siap," kata Anung menggambarkan keyakinan Ibu Negara.  Dalam perjalanannya, kerap kali Ibu Ani bersilang pendapat dengan para pengikut di instagram.

Lantaran password akun @aniyudhoyono dipegang oleh Ibu Ani, Anung mengaku tidak bisa mem-block komentar-komentar negatif atau bahkan cenderung menghina Ibu Negara. 

Namun demikian, Anung hingga SBY menyarankan kepada Ibu Ani untuk tidak memedulikan komentar-komentar tersebut.  Masa pemerintahan SBY akan berakhir 20 Oktober 2014.

Meskipun begitu, Anung mengaku akan tetap menyertai perjalanan SBY. Tawaran tersebut untuk tetap bergabung, disampaikan SBY sekitar dua bulan lalu.

"Kalau saya akan terus sama Pak SBY," ujar Anung.  Sederet kesibukan memang telah menanti SBY setelah 20 Oktober nanti.

Satu jabatan yang pasti diembannya adalah Chairman Global Green Growth Institut, sebuah lembaga yang berpusat di Korea Selatan.  Lembaga yang concern terhadap sustainable development dan kelestarian lingkungan.

SBY juga akan menjadi dosen tamu di sejumlah kampus di mancanegara seperti di Amerika Serikat.

Dari informasi yang dihimpun, Ketua Umum Partai Demokrat tersebut juga akan membuat SBY Center, sebuah lembaga pengkajian yang tengah dirumuskan.

Menutup pembicaraan, Anung memiliki pesan kepada fotografer pribadi Presiden selanjutnya, Joko Widodo.

Walaupun fotografer pribadi merupakan 'orang bawaan' sang presiden, ia harus tetap mengikuti koridor yang berlaku di lingkungan kepresidenan.

Komunikasi dengan paspampres, protokol hingga biro pers harus tetap terjaga.

Selain itu, fokus terhadap pekerjaan utama, yaitu memotret, adalah yang utama.

"Kita gak usah ikut campur urusan lain.  Fokus saja," kata Anung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement