REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Pendapatan dari objek wisata yang dikelola Taman Nasional Lore Lindu di Sulawesi Tengah ditargetkan naik sekitar 600 persen pada 2015.
"Kami ditargetkan pada 2015 bisa mendapat penghasilan dari penjualan karcis masuk ke objek wisata di Taman Nasional Lore Lindu sebesar Rp 190 juta atau naik dari sebelumnya hanya Rp 30 juta," kata Kepala Bidang Teknis Konservasi Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu, Ahmad Yani di Palu, Sabtu.
Menurut dia, target tersebut cukup tinggi, tetapi optimistis bisa dicapai asalkan kunjungan wisatawan meningkat. Sebab penghasilan utama objek wisata adalah penjualan karcis masuk.
Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, katanya, objek wisata harus didukung dengan sarana dan prasana yang memadai. Jalan masuk ke objek wisata juga harus diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya sehingga memudahkan para wisatawan untuk berkunjung.
Apalagi, kata dia, lokasi objek wisata yang ada di dalam kawasan taman nasional cukup jauh dari Kota Palu sebagai pintu gerbang utama ke Sulawesi Tengah
Jika akses jalannya sudah bagus, maka wisatawan akan berdatangan ke lokasi wisata yang tersebar di beberapa titik di kawasan Taman Nasional Lore Lindu.
Selain dari domestik, wisatawan mancanegara yang mengunjungi objek wisata berasal dari Jerman, Perancis, Amerika Serikat, Inggris, Belanda dan Australia. Para peneliti dari berbagai negara juga sering datang ke kawasan taman nasional ini.
Objek wisata yang ada di Taman Nasional Lore Lindu antara lain Danau Tambing dan patung megalit di Lembah Bada dan Besoa Danau Lindu, makam Raja Lindu, penangkaran burung maleo (macrocephalon maleo) dan tarsius (tarsius lariang).