REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan keberadaan museum kepresidenan Balai Kirti bertujuan menanamkan nilai-nilai menghargai pemimpin bangsa kepada generasi muda.
"Museum ini dibangun untuk anak cucu kita, generasi muda, untuk mengenal para pemimpin negara dan menanamkan nilai-nilai menghargai," ujar Mendkbud saat memberi sambutan dalam acara peresmian Balai Kirti di Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu.
Balai Kirti yang berlokasi di komplek Istana Bogor mempunyai makna bangunan yang menyimpan dan menyajikan berbagai benda bersejarah peninggalan perjalanan kepemimpinan para presiden Indonesia.
"Museum ini rujukan historis dan inspirasi bagi generasi sekarang dan yang akan datang dalam membangun bangsa," katanya menambahkan.
Museum itu menyimpan barang-barang berharga milik enam pemimpin terdahulu yakni Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Benda-benda bersejarah terdiri dari foto, buku, lukisan, benda seni, catatan-catatan dan lainnya.
Museum tersebut mempunyai luas 3.211,6 meter persegi dan pembangunannya dimulai 2013. Terdapat sejumlah ruangan di museum itu yakni informasi, tata pamer, koleksi, film dokumenter, buku sejarah kepresidenen, fasilitas teknologi informasi dan perpustakaan.
"Museum ini terdiri dari tiga lantai yakni lantai pertama adalah galeri kebangsaan, lantai kedua galeri kepresidenan dan lantai ketiga berupa taman terbuka," jelas dia.
Nuh menambahkan museum kepresidenan ini murni ide dari Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Negara maju mempunyai beberapa ciri, sungai yang jernih, transportasi yang bagus, pendidikan yang berkualitas, pendapatan per kapita yang tinggi, dan museum yang bagus," tukas dia.
Balai Kirti diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selain di Bogor, istana kepresidenan juga terdapat di Yogyakarta.