Senin 20 Oct 2014 10:13 WIB
Pelantikan Jokowi

Ini Harapan Kaum Difabel kepada Jokowi-JK

Rep: Intan/ Red: Damanhuri Zuhri
Kalangan Difabel
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Kalangan Difabel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah difabel mengutarakan harapannya terhadap presiden dan wakil presiden baru Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Negara berkewajiban memenuhi hak difabel, sehingga difabel bukan lagi kelompok yang termarjinalkan.

"Isu difabel jangan sampai dilupakan, bagaimanapun kita ada. Kita adalah bagian dari warga negara," ujar Widi, perwakilan Himpunan Wanita Difabel Indonesia (HWDI) DIY, Senin (20/10)

Widi menganggap masalah difabel masih menjadi isu pinggiran dan disangkutkan hanya menjadi tanggung jawab kementerian sosial. Padahal, hak-hak difabel terintegrasi dengan kementerian lain.

Risma Baratha, salah satu aktivis difabel di daerah terpencil, mengatakan Indonesia sebagai negara yang sudah meratifikasi UNCRPD berkewajiban untuk melaksanakan UU Penyandang Disabilitas No 4 tahun 2007.

Menurut Risma, bagian terpenting bagi difabel adalah aksesibilitas. Kesetaraan bisa dicapai ketika aksesibilitas bagi difabel bisa terpenuhi.

Ini meliputi toilet mudah akses, transportasi yang aksesibel, alat bantu yang murah, dan pelayanan fasilitas umun yang aksesibel.

Baik Risma maupun Widi berharap pemerintahan baru akan membawa isu difabel menjadi isu utama. Pemerintah diharapkan bisa mempercepat terwujudnya Indonesia yang inklusi tanpa diskriminasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement