Senin 20 Oct 2014 17:47 WIB

Ketika Amal tak Mengantarkan ke Surga (2)

Rep: c70/ Red: Chairul Akhmad
Amal yang diterima Allah harus dilandasi ikhlas.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang/ca
Amal yang diterima Allah harus dilandasi ikhlas.

REPUBLIKA.CO.ID, Orang kedua pun dipanggil. Ia merupakan seorang ahli agama yang alim. Penuntut ilmu yang mengamalkan ilmunya dan mengajarkan Alquran kepada manusia.

Seperti orang pertama, Allah bertanya hal sama, “Apa yang telah engkau perbuat dengan berbagai nikmat itu?”

Sang ulama menjawab, “Saya telah membaca, mempelajari, dan mengajarkannya Alquran karena Engkau,” ujarnya.

Namun, Allah berfirman, “Kamu berdusta. Kau mempelajari ilmu agar disebut sebagai seorang alim dan kau membaca Alquran agar kamu disebut sebagai seorang qari.”

Allah mengadili. Kemudian, Allah memerintahkan agar amalnya dihitung di hadapan pengadilan-Nya. Akhirnya, alim ulama itu pun diseret wajahnya dan dilempar ke neraka.

Selanjutnya, orang ketiga pun dipanggil. Ia seorang yang memiliki kekayaan berlimpah dan terkenal karena kedermawanannya, didatangkan di hadapan Allah. Seperti orang pertama dan kedua, Allah bertanya hal sama, “Apa yang telah engkau perbuat dengan berbagai nikmat itu?”

Sang dermawan itu menjawab, “Semua harta kekayaan yang aku punya tidak aku sukai, kecuali aku sedekah karena- Mu.”

Allah kembali berfirman, “Kamu berdusta. Kamu melakukan itu agar orang-orang menyebutmu orang dermawan dan murah hati.”

Kemudian, Allah memerintahkan agar amalnya dihitung di hadapan pengadilan-Nya. Akhirnya, sang dermawan itu pun diseret wajahnya dan dilempar ke neraka.

Abu Hurairah juga berkata, Rasulullah SAW pernah menepuk pahaku seraya bersabda, “Wahai Abu Hurairah, mereka adalah manusia pertama yang merasakan panasnya api neraka jahanam pada hari kiamat nanti.” (HR Muslim).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement