Senin 20 Oct 2014 17:49 WIB

Ketika Amal tak Mengantarkan ke Surga (3-habis)

Rep: c70/ Red: Chairul Akhmad
Amal yang diterima Allah harus dilandasi ikhlas.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang/ca
Amal yang diterima Allah harus dilandasi ikhlas.

Urgensi Ikhlas

Dari Hadis Riwayat Muslim di atas, dapat ditarik sebuah pelajaran berharga bahwa keikhlasan dalam beramal menjadi hal yang sangat penting.

Betapa pun seorang hamba Allah yang mati di medan jihad, berilmu, dan membaca Alquran, bahkan seorang yang sangat dermawanan, namun tidak disertai keikhlasan maka menjadi sia-sia amalnya.

Kata ikhlas bukan karena bibir ini berucap ikhlas. Tidak berucapkan ikhlas pun bisa jadi tanpa disadari keikhlasan bercampur dengan riya. Membuat seseorang ingin menunjukkan dirinya adalah seseorang yang pemberani, berilmu, dan dermawan.

Orang bijak berkata, “Orang yang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan kebaikannya seperti dia menyembunyikan kejelekannya. Keikhlasan niat dalam amalmu lebih bermakna daripada amal itu sendiri.”

Mati syahid mempunyai ganjaran yang begitu besar di hadapan Allah SWT. Akan tetapi, ganjaran yang besar itu tak akan pernah ada jika salah niat. Atau, bahkan tidak fokus dalam niatnya, betapa rugi orang-orang seperti itu.

Seorang pencari ilmu yang sudah memiliki gelar, pekerjaan dengan gaji besar. Namun, ternyata niatnya berilmu untuk halhal duniawi, bukan demi ridha Allah. Maka, sia-sia semua itu di hadapan Allah.

Seorang pembaca Alquran yang rajin tilawah dan merdu suaranya. Namun, ternyata bukan ridha Allah yang dikejarnya. Hanya decak kagum yang menyebutnya sebagai seorang qari atau qariah. Maka, semua yang diperbuatnya menjadi percuma di hadapan Allah SWT.

Termasuk, untuk seseorang yang bergiat dalam dunia dakwah. Meski yang disampaikannya ayat Alquran dan hadis Rasulullah jika yang ia harapkan pandangan banyak orang yang mengganggapnya seorang dai. Namun, tak ada sekalipun Allah dalam hatinya, hal yang ia lakukan sia-sia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement