REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki pada Senin (20/10) menyatakan membantu pejuang Peshmerga Kurdi Irak untuk menyeberangi perbatasannya guna bergabung dengan pasukan Kurdi Suriah memerangi pejihad untuk kota Kobane, Suriah.
"Kami membantu pasukan Peshmerga menyeberang ke Kobane," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu kepada wartawan di Ankara, dengan menambahkan bahwa pembicaraan tentang masalah itu sedang berlangsung, tapi tak merinci.
"Kami sama sekali tak ingin melihat Kobane jatuh ke pejihad," tambahnya.
Pengumuman itu mewakili perubahan besar Turki, yang hingga kini menolak mengizinkan pejuang Kurdi menyeberangi perbatasannya untuk bergabung dengan perjuangan untuk Kobane, yang hanya beberapa kilometer ke selatannya.
Pasukan keamanan Turki melancarkan perang 30 tahun dengan pejuang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang berjuang untuk kekuasaan sendiri dan sudah menewaskan 40.000 orang.
Tapi, Turki dalam beberapa tahun belakangan membangun hubungan kuat dengan pejabat Kurdi di wilayah Kurdistan Irak, yang menguasai pasukan Peshmerga.
Tampaknya, kendati terdapat kesepakatan atas Peshmerga, Turki masih akan melarang setiap pejuang PKK memasuki Suriah.
Turki kian ditekan dalam sebulan belakangan untuk meningkatkan dukungannya bagi persekutuan antarbangsa melawan pejuang Negara Islam (IS/ISIS).
Tapi, Ankara menolak menggunakan pasukannya atau bahkan mengizinkan pasukan Amerika Serikat melancarkan pemboman atas IS dari pangkalan udara Incirlik di propinsi dekatnya, Adana.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Minggu menolak mengizinkan pengiriman senjata untuk Partai Demokratik Bersatu Kurdi (PYD) di Suriah dan menyatakan unsur itu kelompok teror.
"PYD buat kami sama dengan kelompok terlarang Partai Pekerja Kurdistan. Itu kelompok teror. Amerika Serikat, sekutu NATO, salah jika secara terbuka berbicara mengenai dukungan semacam itu bagi PYD dan berharap kami akan setuju," kata Erdogan seperti dikutip kantor berita setengah resmi Anadolu.
Ia juga mengecam negara Barat, yang tak mendukung kelompok lain di Suriah, yang juga berperang melawan kelompok IS, kata Xinhua.
Pernyataan Erdogan tersebut dikeluarkan setelah Amerika Serikat pada pekan lalu mengungkapkan Washington secara langsung bertemu dengan wakil dari PYD.