Selasa 21 Oct 2014 15:11 WIB

Hiii...Ada Pocong Ngamen di Dekat Stasiun Bogor

Rep: C14/ Red: Bayu Hermawan
Atraksi pocong di Monas, jakarta
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Atraksi pocong di Monas, jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Perhatian sebagian pengguna jalan di Plaza Kapten Muslihat, tertuju ke Andi (22), seorang pengamen asal Citayem, Bogor. Sebab ia tampil unik saat mengamen dengan berperan sebagai pocong.

"Iya, jadi hantu pocong," kata Andi ketika ditemui Republika, Selasa (21/10).

Andi mengatakan biasa mengamen di sekitar Stasiun Bogor, tiga hingga empat hari setiap minggunya, mulai pukul 08.00 WIB hingga masuk waktu maghrib. Meski cuaca sedang panas terik, ia tetap mengenakan berdandan pocong untuk menarik perhatian pengguna jalan.

Dia tampil meyakinkan dengan riasan wajah yang serba putih dengan bercak hitam di kedua mata dan garis berwarna darah di ujung bibirnya. Adapun kain yang dikenakan Andi bukanlah kafan sungguhan, melainkan bekas spanduk. Hanya saja, simpul pocong di atas kepalanya seolah menutupi keraguan siapapun.

Andi mengaku, dia merias wajahnya sendiri untuk tampil sebagai pocong. Perlu waktu 10 menit untuk melakukannya. Baginya yang melelahkan bukanlah merias, melainkan berdiri lama dan kadang melompat-lompat di atas trotoar. Andi selayaknya mayat hidup yang terbungkus kain kafan.

"Kadang, ada pengemudi mobil yang memanggil saya agar datang menghampiri. Kalau sudah begitu, saya mesti lompat-lompat supaya bisa dikasihkan uang," jelasnya.

Ia menjelaskan ide mengamen dengan kostum pocong ini berasal dari kawannya. Andi menuturkan, kawannya itu pertama kali mengamen dengan metode unik ini demi menutupi biaya persalinan istrinya di sebuah rumah sakit.

Sesudah biaya itu tertutupi sebagian, temannya tidak melanjutkan lagi mengamen berkostum pocong ini dan ia pun menggantikannya. Pemuda lulusan sekolah kejuruan itu mengatakan dia hanya mengamen pada siang hari. Sebab jika dilakukan pada malam hari, Andi justru tidak akan mendapat pemasukan.

"Pastinya orang-orang akan kabur ketakutan. Nanti bisa-bisa dapat masalah kalau mengamennya malam," ujarnya.

Dalam sehari, Andi bisa memperoleh uang Rp 20.000. Selain uang, Andi lebih sering mendapat permintaan foto bersama para pengguna jalan. "Ada orang yang sudah jalan menjauh, dia malah datang lagi dan meminta foto bareng saya," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement