REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris menyatakan mengizinkan pesawat nirawak (drone) bersenjata dan tak bersenjata terbang untuk pengintaian di Suriah guna mengumpulkan sandi tentang pejuang ISIS.
Menteri pertahanan Inggris Michael Fallon menyatakan pesawat nirawak Reaper dan Rivet Joint akan terbang di Suriah sebagai bagian dari upaya melindungi keamanan negara Inggris dari ancaman kelompok bersenjata.
Tapi, dalam pernyataan tertulis kepada parlemen, ia menekankan bahwa Reapers tidak akan diizinkan menggunakan senjata di Suriah. Ia mengatakan untuk hal itu butuh "izin lebih lanjut". Tidak dijelaskan izin itu berarti persetujuan menteri atau suara parlemen.
Fallon pada pekan lalu mengumumkan bahwa Inggris mengerahkan pesawat nirawak bersenjata Reaper ke Timur Tengah untuk melakukan serangan udara terhadap ISIS di Irak.
Parlemen menyetujui serangan udara terhadap IS di Irak pada September, sesudah ada permintaan dari pemerintah Irak, tapi Inggris tidak melakukan serangan udara di Suriah. Sebelumnya, Inggris menyatakan serangan seperti itu memerlukan persetujuan parlemen.