Rabu 22 Oct 2014 05:01 WIB

Australia Hentikan Kasus Balibo, TNI: Terima Kasih

Rep: C91/ Red: Erik Purnama Putra
Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Polisi Federal Australia (AFP) menghentikan penyelidikannya mengenai kasus tewasnya lima jurnalis asing di Balibo, Timor-Timor pada 1975. Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen Fuad Basyar mengapresiasi pemerintah Malaysia.

Menurut dia, tewasnya seseorang dalam pertempuran, merupakan hal biasa. "Dulu di Timtim ada pertempuran, lalu ada orang datang ke daerah pertempuran dan tewas, itu biasa saja," ujarnya kepada Republika, Selasa, (21/10). Berikut wawancara lengkapnya:

1. Bagaimana tanggapan TNI mengenai keputusan AFP menghentikan penyelidikan kasus tewasnya lima jurnalis di Kota Balibo, Timor Leste, oleh AFP?

Selama ini TNI menganggap kasus Balibo memang sudah selesai. Dulu di Timor-Timor (Timtim) memang ada pertempuran, lalu ada orang meninggal, ya bagi TNI itu biasa saja. Jadi bila Australia telah menyelesaikan segala penyelidikan dan administrasi, ya TNI malah berterimakasih. Bagi TNI kasus itu memang sudah selesai.

2. Mengapa TNI mengganggap kasus tewasnya lima jurnalis itu sebagai hal biasa?

Jika di suatu daerah pertempuran, ada orang yang hadir ke daerah tersebut, dan notabenenya bukan masyarakat setempat, lalu gugur di sana. Maka biasa saja.

Hal itu bukan karena sengaja ditembak, melainkan karena mereka memang ada di wilayah pertempuran. Sama saja seperti wartawan yang tewas di Afghanistan, Suriah, atau Gaza, di sana juga banyak wartawan tewas.

3. Menurut TNI, apakah dihentikannya penyelidikan kasus ini ada hubungannya dengan hadirnya Perdana Menteri Australia, Tony Abott ke Indonesia kemarin?

Ya bisa jadi. Bisa juga karena Indonesia ada presiden baru. Ya TNI sendiri tidak tahu jelasnya, mengapa Australia menghentikan penyelidikan kasus ini. Tak ada pemberitahuan pula dari Australia ke TNI.

Bila memang begitu, maka bagus, berarti sudah ada satu pemahaman antara Indonesia dan Australia. TNI pun berterimakasih, karena berarti masalah ini telah tuntas.

TNI sendiri sudah berdamai dengan Timor Leste, sejak ada nota kesepahaman bernama Komite Kejujuran dan Kebenaran. Dalam nota tersebut, TNI dan Timtim sepakat untuk melupakan segala konflik yang terjadi dan melihat ke depan.

4. Bagaimana tanggapan sebelumnya, tentang TNI yang sempat diduga terlibat dalam pembunuhan lima jurnalis asing tersebut, bahkan Purnawirawan Yunus Yosfiah sempat dianggap menjadi salah satu penembak?

Jelas tidak benar, karena TNI memang tidak terlibat. Sekali lagi saya katakan, gugur dalam daerah pertempuran itu biasa. Saat itu, TNI memang berada di Timor-Timor atas perintah negara, dan kebetulan Pak Yunus bertugas di sana. Kemudian ada wartawan gugur, itu biasa.

Tidak mungkin TNI melakukan tembakan secara sengaja kepada masyarakat di saat pertempuran. TNI hanya menyerang lawan tempur sesuai perintah negara. Perlu diketahui, segala yang dilakukan TNI bukan atas kemauan TNI melainkan melaksanakan tugas negara sesuai Undang-Undang. Bahkan nyawa kami korbankan.

5. Apa yang ingin TNI sampaikan kepada masyarakat terkait kasus Balibo ini?

Jelasnya dan intinya, bagi TNI masalah ini sudah selesai. Masalah TNi dengan Timtim pun sudah tuntas setelah ada nota kesepahaman. Saya lupa tepatnya tahun berapa, nota kesepahaman dibuat. Kemudian kami berterima kasih kepada Australia. Hal ini berarti masalah sudah selesai.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement