REPUBLIKA.CO.ID, TOMANG --Musim kemarau berdampak panjang kepada lingkungan hidup. Salah satunya air di dalam danau ini yang mengering karena kemarau berkepanjangan.
Pantauan Republika, tidak ada air di danau Taman Cattleya. Bahkan tanahnya yang terbelah-belah sangat terlihat jelas. Mengeringnya danau di taman seluas 5 hektar itu disebabkan oleh kemarau panjang.
Pengguna taman pun menyayangkan hal tersebut. "Iya danaunya kering. Jadi kelihatan sangat gersang", kata Rian (22) pengunjung Taman Cattleya, Rabu (22/10).
Hal ini juga dibenarkan oleh Kepala Suku Dinas Pertamanan Jakarta Barat, Djauhar Arifien bahwa air di danau tersebut memang telah kering.
"Danaunya kering karena kemarau panjang yang terjadi sekarang", kata nya menambahkan.
Menurutnya bukan hanya taman Cattleya saja, beberapa sumber air di taman lain pun mengering. Selain danau, rumput di taman pun ikut mengering. Warnanya yang biasa hijau kini berubah menjadi kecoklatan semua.
Ditambahkan oleh Cristian, Kepala Wilayah Seksi Pertamanan yang bertanggung jawab atas taman Cattleya, kemarau panjang ini memang sangat berdampak pada matinya beberapa tumbuhan di taman. Maka diperlukan penyiraman yang lebih sering.
"Kami mengupayakan penyiraman yang lebih sering walaupun kapasitas air saat ini juga berkurang. Untuk danau sendiri, kami akan menunggu sampai musim hujan datang. Semoga dalam waktu dekat ini hujan bisa turun", ungkap Cristian.
Untuk menyiram sejumlah tanaman kini Sudin Pertamanan mengambil air dari sungai. Cristian pun menjelaslkan bahwa air yang digunakan untuk menyiram tanaman berasal dari sungai di pinggir Taman Cattleya.