REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Sejumlah instansi pemerintah dan swasta di Kota Bengkulu belum memasang foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres M Jusuf Kalla.
Dari pantauan, foto Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono sebagian sudah diturunkan. Namun belum dipasang foto presiden-wapres yang baru.
Kadis Pendidikan Kota Bengkulu Gianto mengaku belum memasang foto presiden yang baru karena memang belum ada di pasaran.
"Kita bukan belum mau memasang foto presiden yang baru namun sudah kami cek di pasaran belum ada yang jual maka dari itu belum kami ganti, jika telah ada di pasaran pasti dengan segera kami akan mengganti foto presiden dan wapres," kata dia.
Hendra, salah satu karyawan BUMN mengatakan sudah menurunkan foto SBY-Boediono usai serah terima jabatan ke Jokowi-JK pada sidang paripurna MPR.
"Saya sudah turunkan setelah Jokowi-JK resmi jadi presiden dan wapres. Tetapi, ketika ke pasar baik di toko buku serta lainnya belum ada yang jual foto mereka," kata dia.
Ia pun mengaku harus membawa foto SBY untuk menyamakan besarannya guna disesuaikan dengan bingkai yang telah ada. "Bingkainya tetap yang lama, makanya ketika ke pasar untuk membeli foto Jokowi dan JK foto Pak SBY saya bawa," kata dia.
Sementara itu, warga pun berharap banyak dengan Jokowi-JK guna merealisasikan janji politiknya. Hendri, salah seorang pedagang di Pasar Panorama Kota Bengkulu mengharapkan Jokowi tetap seperti dulu dengan blusukannya.
Sehingga bisa langsung merasakan dan melihat apa yang dibutuhkan masyarakat.
"Saya harapkan semoga presiden yang baru ini tidak berubah dan masih seperti yang dulu yang suka blusukan agar nantinya bisa mampir di Kota Bengkulu untuk melihat keadaan pedagang di sini," kata dia.
Seorang mahasiswa di universitas swasta di daerah tersebut Fredi mengatakan, besar harapannya agar Presiden Indonesia yang baru itu bisa menjadi contoh dan pemimpin yang baik bagi Indonesia. Ia juga berharap bisa meningkatkan mutu pendidikan terutama untuk daerah Bengkulu.
"Semoga nantinya presiden yang baru ini selalu mendukung dan melihat ke bawah agar rakyat tidak terus menerus mengalami permasalahan ekonomi. Setidaknya dengan memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia," kata dia.