REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Seorang pria bersenjata menembak mati seorang tentara dalam peringatan perang di Ottawa. Aparat kepolisian pun terlibat baku tembak di dalam gedung parlemen.
Kepolisian membenarkan seorang pria bersenjata itu telah ditembak mati. Namun, mereka masih memburu para terduga pelaku lainnya.
Perdana Menteri Stephen Harper mengatakan Kanada tak akan terintimidasi oleh kekerasan ini. Penembakan ini terjadi beberapa jam setelah Kanada meningkatkan peringatan ancaman teror di negaranya.
Pada Senin, seorang tentara lainnya juga dilaporkan tewas dalam serangan yang dilakukan oleh seorang warga Islam. Pada awal bulan ini, negara ini menyatakan akan bergabung dengan koalisi AS menyerang ISIS di Irak.
Meskipun begitu, masih belum diketahui apakah insiden ini terkait dengan jaringan ISIS. Harper mengatakan pusat Otawwa kini masih dalam pengamanan aparat.
Lanjutnya, serangan ini hanya akan meningkatkan keamanan dan keinginan Kanada melawan kelompok ekstrimis. "Tak akan ada tempat yang aman," katanya. Sementara itu, pejabat setempat mengidentifikasi seorang pria bersenjata itu sebagai Michael Zehaf-Bibeau.