Sabtu 25 Oct 2014 03:38 WIB

Kelakar Rasulullah

Muhammad (Kaligrafi)
Foto: Wikipedia
Muhammad (Kaligrafi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mahmud Yunus

Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib merupakan Rasulullah yang terakhir. Beliau selalu berbicara dengan penuh makna, dengan fasihah, dengan tenang, dengan penuh wibawa dan dengan senyum.

Meski demikian, beliau kadang juga berkelakar dengan sahabat-sahabatnya. Tak lain tujuannya untuk membuat suasana akrab, hangat, dan segar. Beliau tak segan-segan melakukannya sepanjang tak mengabaikan hal-hal yang mendasar.

Oleh karena itu, perlu diketahui kelakar beliau bukanlah kelakar kosong. Seperti halnya dalam pembicaraan lainnya, kelakar beliau pun mengandung hikmah positif bagi sahabat-sahabatnya.

Suatu ketika, salah seorang sahabat beliau bertanya, “Wahai Rasulullah. (Maaf) apakah Anda bergurau?” Spontan beliau menjawab, “Aku memang bergurau, akan tetapi apa yang aku ucapkan itu benar adanya.” (Syamail al-Tirmidzi).

Dikisahkan, seorang pria datang kepada Rasulullah SAW untuk meminta tunggangan. Kata beliau, “Aku akan membawakan untuk kamu seekor anak unta.” Pria tersebut mengira Rasulullah SAW akan memberinya seekor anak unta yang kecil dan lemah.

Dia pun berujar, “Kok, anak unta? Apa yang bisa kulakukan dengan anak unta yang kecil dan lemah?” Sambil tersenyum, Rasulullah SAW bertanya, “Memangnya ada unta yang tidak ada induknya?” Lalu, dia berpikir, benar juga. Unta dewasa pun sejatinya anak dari induknya. Maka, dia pun tersipu.

Kisah lainnya dikabarkan seorang pria badui yang tak rupawan bernama Zahir rajin berjualan. Suatu hari, ketika dia tengah berjualan, seseorang mendekapnya dari belakang. “Lepaskan aku! Siapa ini?” kata Zahir sambil menoleh.

Mengetahui yang mencandainya Rasulullah, dia pun berusaha menempelkan punggungnya ke dada beliau. Rasulullah SAW berkata, “Siapa yang hendak membeli budak?”Kalau begitu, aku tidak laku dong, wahai Rasulullah?” Kata beliau, “Bukan begitu. Kamu laku di sisi Allah.

Alkisah, suatu ketika seorang wanita mendatangi Rasulullah. Dia berkata, “Suamiku mengundang engkau, wahai Rasulullah.” Kata beliau, “Siapa namanya? Apakah, dia yang di kedua matanya ada putihnya?”

Maka, respons Rasulullah tersebut sempat mengejutkan si wanita, “Apakah engkau pernah melihat suamiku?” tanyanya polos. Lalu dengan enteng Rasulullah mengatakan, “Memang ada mata yang tidak ada putihnya?”

Rasulullah SAW juga dikabarkan pernah mencandai Anas RA dengan panggilan, “Hai, orang yang punya dua telinga!” Beliau juga kerap mencandai anak-anak. Di antara caranya dengan memegangnya dari belakang. Hal tersebut dilakukan karena beliau mencintai dan menyayangi anak-anak.

Rasulullah SAW suka bergurau dan melucu dengan para bocah. Apa yang Rasul perbuat terhadap al-Hasan dan al-Husain sudah dikenal luas. Terhadap dua bocah tersebut beliau junjung, beliau cium, dan beliau biarkan menaiki punggungnya saat shalat.

Beliau juga sering melucu dengan Aisyah RA, istrinya, bahkan suatu saat beliau tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya. Maka, bila Anda hendak berkelakar, berkelakarlah secara wajar dan cerdas. Jangan berkelakar secara berlebihan. Apalagi, bertolakbelakang dengan tuntunan al-Islam. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement