REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Badan tertinggi sepak bola Indonesia, PSSI memberikan sanksi terkait kerusuhan yang terjadi antara Persis Solo kontra Martapura FC dalam lanjutan babak delapan besar Divisi Utama di Stadion Manahan, Rabu (22/10).
Akibat aksi anarkis yang menyebabkan satu orang meninggal dunia itu, PSSI melalui ketua komisi disiplinnya, Hinca Panjaitan memberikan sanksi berupa larangan menjadi tuan rumah pertandingan sepakbola selama enam bulan.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum Persis Solo, Hadi Rudyatmo menyatakan pihaknya keberatan dengan sanksi yang dijatuhkan. Menurutnya Komdis terlalu terburu-buru menjatuhkan sanksi tanpa melakukan penyelidikan terlebih dahulu. Pria yang juga menjabat sebagai wali kota Solo ini menilai keputusan Komdis bernuansa politis.
“Saya menyesalkan sikap Komdis yang terburu-buru memberikan sanksi tanpa melakukan penyelidikan. Ini arahnya sudah politis. Kami akui kerusuhan akibat suporter Persis, tapi Komdis seharusnya melakukan penyelidikan lebih dulu,” ujar Hadi seperti dilansir Goal.
Karenanya, Hadi bersama manajemen Persis akan mengajukan banding guna mempertanyakan dasar apa yang digunakan Komdis untuk mengambil keputusan tersebut.