REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Kepala Dinas Pariwisata Kota Bengkulu, Bujang HR mengungkapkan, target pendapatan asli daerah (PAD) untuk pasar rakyat di Festival Tabot 2014 turun dari target sebelumnya.
"Target sebelumnya yakni Rp200 juta, kita terpaksa menurunkan target, karena lokasi pasar rakyat diperkecil, artinya kita juga tidak bisa memasang target seperti sebelumnya," kata Bujang HR di Bengkulu, Sabtu.
Dia mengatakan, lapak pasar rakyat tersebut dikurangi sekitar 50 unit, oleh karena mengakomodasi penyelenggaraan Festival Tabot 2014 agar berlangsung aman dan nyaman.
"Sebagian lapak yang dibongkar berada dipinggir Lapangan Merdeka Bengkulu, mendekati jalan raya, aturannya jalan raya harus steril, oleh sebab itu lokasi pasar rakyat diperkecil," kata dia.
Menurut Bujang, target PAD pasar rakyat, kemungkinan diturunkan hingga seperempat dari jumlah target sebelumnya, atau sekitar RP50 juta.
"Kalau sepertiga, tidak sampai, mungkin seperempat dari target yang lama, namun kita tetap berupaya bisa mencapai target yang sudah ditetapkan sebelumnya," katanya.
Pasar rakyat merupakan salah satu kegiatan menyemarakkan rangkaian kegiatan festival, dan sudah menjadi tradisi disetiap penyelenggaraan tabot.
Kegiatan Festival Tabot 2014 diselenggarakan selama sepuluh hari mulai dari 25 Oktober hingga 2 November 2014, atau 1--10 Muharam 1436 Hijriah.
Selain rangkaian ritual mulai dari pengambilan tanah, arakan tabot, sampai pada kegiatan puncak 10 Muharam, yakni "tabot besanding" dan "tabot tebuang", festival juga dimeriahkan dengan berbagai macam lomba dan kesenian dari berbagai kabupaten dan kota di Bengkulu.
Upacara tabot diselenggarakan guna mengenang kisah kepahlawanan cucu Nabi Muhammad SAW dalam peperangan di Padang Kerbala. Dan tradisi peringatan itu dibawa ke Bengkulu oleh seorang syekh bernama Burhanuddin pada tahun 1985.
Ritual tabot tersebut kemudian diperingati oleh anak cucu syekh burhanuddin yang kemudian berkembang menjadi tradisi di dalam kehidupan masyarakat Bengkulu.