Ahad 26 Oct 2014 20:19 WIB

Tunisia Gelar Pemilu Parlemen

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Winda Destiana Putri
Demonstrasi warga Tunisia yang menuntut penggulingan pemerintahan
Foto: Al Jazeera
Demonstrasi warga Tunisia yang menuntut penggulingan pemerintahan

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Warga Tunisia kini memberikan suaranya dalam pemilu parlemen pada Minggu. Pemilu ini memberi mereka harapan melaksanakan demokrasi penuh setelah mereka menumbangkan rezim diktator Zine El-Abidine Ben Ali.

Dilansir dari BBC, Ahad (26/10) pemilu parlemen ini digelar setelah sebuah konstitusi baru diloloskan pada awal tahun ini. Pemilu ini merupakan salah satu proses terakhir dalam transisi politik.

Dalam pemilu ini tak ada jajak pendapat yang dilakukan, namun partai moderat Islam Ennahda diperkirakan dapat meraih suara mayoritas. Partai ini terakhir berhasil memenangkan pemilu nasional pada 2011.

Lawan utama partai Islam Ennahda yakni partai liberal Nidaa Tounes yang didalamnya juga terdapat sejumlah mantan anggota dalam rezim Ben Ali. Mayoritas partai-partai besar ini berjanji akan mengurangi angka pengangguran yang tinggi dan meningkatkan perekonomian.

Namun, Nidaa Tounes menilai partainya sebagai partai tehnokrat modern yang dapat menghadapi tantangan ekonomi dan keamanan.

Tunisia dinilai sebagai tempat lahirnya 'Arab Spring', gerakan pro-demokrasi yang dianggap menggantikan pemerintahan otoriter di sejumlah negara Arab. Tunisia juga dinilai merupakan negara paling berhasil dalam melaksanakan gerakan ini karena angka kekerasan yang rendah.

Meskipun begitu, kelompok radikal di Tunisia telah mengancam akan mengganggu proses pemilihan. Pada Kamis kemarin, para militan juga menembak seorang polisi di perbatasan ibukota Tunis. Lebih dari 50 ribu pasukan keamanan dan hampir 20 ribu tentara dikerahkan pada Minggu guna memastikan proses pemungutan suara.

Sekitar lima juta warga Tunisia tercatat terdaftar dalam pemilu ini. Sedangkan, warga di luar negeri telah memberikan suaranya pada Jumat.

Sejumlah pengamat juga mengkhawatirkan jumlah pemilih yang rendah. Menurut mereka, para pemilih merasa tak puas dengan kondisi politik yang tak memberikan kemajuan ekonomi dalam beberapa tahun setelah penggulingan Ben Ali.

Hasil pemilu ini akan diketahui pada Rabu. Partai Ennahda yang saat ini berkuasa dengan koalisi sejumlah partai telah berjanji melakukan pemerintahan bersatu meskipun partainya memenangkan kursi mayoritas. Tunisia dijadwalkan akan menggelar pemilu presiden pada 23 November mendatang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement