REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kabinet Kerja yang baru saja diumumkan oleh Presiden RI Jokowi menghadapi tugas yang sangat berat.Namun, berbeda dengan kabinet-kabinet sebelumnya, Kabinet Kerja melekat dengan sosok Jokowi yang identik dengan kerja-kerja dan kerja.
Artinya, kata dosen Komunikasi Politik Sanngga Buana YPKP Bandung, Roni Tabroni, Kabinet Kerja harus menyesuaikan dengan ritme Jokowi yang berorientasi kerja. Sehingga para menterinya harus cepat sebagi karakter yang melekat pada JK.
Selain itu, Kabinet Kerja juga mendapat beban lebih berat sebab pasti akan disorot oleh publik. Mengapa demikian, sebab Jokowi merupakan sosok yang di pundaknya tersimpan harapan publik yang sangat besar. Gegap gempitanya dukungan publik harus dijawab dengan kinerja Kabinet Kerja dan tidak mengecewakannya.
Selain itu, kata Roni yang juga dosen di UIN Sunan Gunung Djati, Bandung ini, beban berat juga terkait dengan proses seleksi menteri yang dilakukan Jokowi dengan melibatkan KPK dan PPATK. Artinya, Kabinet Kerja dijamin bersih dan akan jatuh kredibilitas pemerintahan periode ini jika ada yang terindikasi apalagi terbukti korupsi.
Terakhir, harapan yang harus dibayar Jokowi juga terkait dengan dukungan grass root. "Dukungan masyarakat dan wong cilik ini harus dijawab dengan keberpihakan kebijakannya pada kepentingan masyarakat sendiri dibanding kepentingan asing," tegasnya kepada ROL, Ahad (26/10).