REPUBLIKA.CO.ID, UKRAINA -- Presiden Petro Poroshenko akhirnya menggelar pemilihan umum parlemen, yang sempat diundur pelaksanaannya.
Dilansir dari BBC, Ahad (26/10) dengan ini, Presiden Petro Poroshenko menghendaki arah yang baru bagi Ukraina, yang sempat menghadapi kelompok pemberontak pro-Rusia pada tahun ini.
Namun, pemilihan umum ini akan diiringi konflik keras dengan pemberontak pro-Russia di Ukraina bagian timur.
Tambah pula, kira-kira sebanyak tiga juta rakyat Ukraina di Donetsk and Luhansk tidak akan mengikuti pemilihan umum ini. Sebab, kaum pemberontak, yang menguasai kedua wilayah tersebut, menggelar pemilihan umum versi sendiri pada bulan depan.
Adapun total 1,8 juta rakyat Ukraina di Krimea, wilayah yang dianeksasi Rusia pada Maret tahun ini, tidak bisa menggunakan hak pilihnya.
Pemilihan umum ini juga berlangsung di tengah krisis energi sejak bulan Juni, karena upaya Rusia yang menyetop suplai gas ke Ukraina. Sebab, Ukraina diklaim tidak mampu membayar pasokan gas itu.
Perekonomian Ukraina sendiri sedang memburuk. Produk Domestik Bruto (PDB) Ukraina diramalkan menurun drastis tujuh sampai sepuluh persen pada tahun ini.
Pemerintah Ukraina berharap, pemilihan umum ini akan menstabilkan kondisi negara. Apalagi, diramalkan bahwa kekuatan politik dalam negeri yang pro-Rusia akan melemah.