REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP-PA) Kabinet Kerja 2014 - 2019 Yohana Susana Yembise mengatakan ingin mengangkat martabat perempuan baik di mata nasional maupun internasional.
"Saya ingin mengangkat martabat perempuan," kata Yohana Susana Yembise di Jakarta, Ahad (27/10).
Dia juga mengatakan akan mengkaji berbagai persoalan di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di awal masa jabatan sehingga dapat menghasilkan berbagai program kerja yang efektif.
Yohana menggantikan Linda Amalia Sari pada Kabinet Indonesia Bersatu II era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 2009-2014. Yohana Susana Yembise merupakan dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua dan adalah perempuan Papua pertama yang diberi gelar guru besar oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai profesor doktor bidang silabus desain dan material development.
Istri dari Leo Danuwira ini lahir di Manokwari, pada 1 Oktober 1958 dikukuhkan menjadi profesor doktor oleh Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Papua, Festus Simbiak, di Auditorium Uncen, Rabu (14/11). Sebelum Yohana didaulat menjadi profesor, ia memiliki segudang pengalaman, jabatan dalam pekerjaan.
Dosen perempuan Papua pertama bergelar profesor ini pertama menuntut ilmu di Sekolah Dasar (SD) Padang Bulan Jayapura, tahun 1971. Lalu, melanjutkan studinya di SMP Negeri 1 Nabire. Ia menyelesaikan pendidikan di sekolah tahun 1974. Pendidikan selanjutnya di bangku SMA Negeri Persiapan Nabire.
Pengalaman luar negeri di antaranya, pernah sebagai anggota Joint Selection Team (JST) Australian Development Scholarship beasiswa ADS/USAID tahun 2011.
Segudang pengalaman organisasi juga dimiliki Yohana, di antaranya terlibat dalam kegiatan kesenian yang disponsori badan kesenian Daerah Kabupaten Paniai di Nabire tahun 1974-1978. Pernah menjadi wakil ketua KNPI Kabupaten Paniai tahun 1984.