Senin 27 Oct 2014 08:21 WIB

Menlu, Retno Harus Ubah Diplomat Jadi Agen Pemasaran

Red: Esthi Maharani
Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla saat membacakan pengumuman kabinet di Istana Negara, Ahad (26/10)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla saat membacakan pengumuman kabinet di Istana Negara, Ahad (26/10)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menilai Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi akan menghadapi tantangan yang berat dalam mengemban tugasnya sebagai Menteri Luar Negeri.

"Retno harus diberi kesempatan untuk bekerja," kata Hikmahanto, Ahad (26/10).

Ia mengatakan Retno harus melepaskan diri dari spesialisasinya selama ini yaitu fokus pada negara-negara di Amerika dan Eropa. Satu hal yang tidak diinginkan adalah Retno akan lebih akomodatif pada kepentingan AS dan Eropa Barat.

Retno pun harus mampu untuk mengubah mindset para pejabat di Perwakilan Indonesia di LN dari seorang birokrat tulen menjadi diplomat yang juga berfungsi sebagai agen pemasar (marketing agent).

"Ini yang dikehendaki oleh Presiden Jokowi," katanya.

Disamping itu sebagai orang nomor satu di Kemlu, Retno harus dapat mereplikasi gaya kepemimpinan Presiden Jokowi. Gaya kepemimpinan yang mendengar rakyat, sederhana, bersih dan selalu berorientasi pada kerja serta membuat keputusan.

Penerapan gaya kepemimpinan ini yang akan berdampak pada masalah luar negeri di mata publik yang tidak perlu bereskalasi ke tingkat Presiden. Presiden pun terbantu dan dapat berkonsentrasi ke masalah-masalah dalam negeri.

"Dengan pengalaman, kemampuan serta mereplikasi gaya kepemimpinan Presiden Jokowi maka Retno dapat dipastikan akan berhasil. Intinya Retno tidak boleh bekerja dalam situasi business as usual," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement