Senin 27 Oct 2014 11:15 WIB
kabinet kerja

Jadi Menteri, Puspayoga Diminta Jaga Nama Baik Bali

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Erdy Nasrul
Puspayoga
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Puspayoga

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Salah seorang menteri dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK adalah AA Puspayoga, yang ditunjuk menjadi Menteri Koperasi dan Usaha Kecil (UKM). Sebagai satu-satunya putra Bali dalam kabinet Jkw-JK, Puspayoga diminta menjaga nama baik Bali dan masyarakat Bali.

"Kalau Puspayoga berhasil memajukan koperasi dan UKM di Indonesia, tentunya juga bagian dari keberhasilan masyarakat Bali," kata mantan Ketua Komisi A DPRD Bali, I Made Arjaya.

Kepada Republika di Denpasar, Senin (27/10), Arjaya mengatakan, kendati pun menjadi salah seorang menteri dari unsur PDI Perjuangan dalam Kabinet Kerja, Puspayoga tidak terlepas dari masyarakat Bali. Harapan kami sambung Arjaya, Puspayoga mampu membangun perkoperasian dan UKM di Indonesia.

"Kini Pak Puspayoga dituntut tidak berpikiran hanya Bali saja, tapi seluruh Indonsia," katanya.

Puspayoga adalah politisi PDI Perjuangan yang sempat menjabat Wakil Gubernur Bali periode 2008-2013.

Namun ketika bertarung memperebutkan jabatan Gubernur Bali priode 2013-2018, dia dikalahkan Made Mangku Pastika, yang juga incumbent Gubernur Bali. Puspayoga pernah menjabat Walikota Denpasar untuk dua kali masa jabatan dan sebelumnya sempat menjadi Ketua DPRD Kota Denpasar.

Menurut Arjaya, untuk menjadi menteri memang tidak ada sekolahnya, karena itu latar belakang pendidikan tidak terlalu dipertimbangkan. Namun dari pengalaman Puspayoga di dunia poltik dan di dunia pemerintahan, Arjaya yakin Puspayoga mampu melaksanakan tugas yang diamanatkan Jokowi kepadanya.

"Menjabat walikota dua kali masa jabatan dan menjabat wakil gubernur, memberikan pengalaman besar bagi Pak Puspayoga untuk memimpin Kementerian Koperasi dan UKM," kata Arjaya.

Adapun hal-hal yang penting mendapat prioritas dalam Kementerian Koperasi, Arjaya mengatakan, bagaimana Puspayoga meningkatkan daya saing koperasi dan UKM. Di Negara lain lanjut Arjaya, koperasi bisa eksis di perkotaan dan bersaing dengan usaha swasta lainnya, sedangkan di Indonesia, masih dianggap sebagai kelompok usaha kelas dua dan hanya hidup di desa-desa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement