REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dugaan pengaturan skor terjadi pada pertandingan PSS Sleman melawan PSIS Semarang dalam lanjutan babak delapan besar Grup N Divisi Utama, Ahad (26/10) lalu. Insiden sepak bola gajah tersebut mendapat kritikan tajam dari kedua suporter kesebelasan.
Ketua Panser Biru, Mario Baskoro, sebutan suporter pendukung PSIS Semarang mengaku kecewa dengan hasil tersebut. Kekecewaan yang dialami oleh Panser Biru bukan karena tim yang didukung mengalami kekalahan dari rival mereka PSS Sleman. Melainkan proses gol-gol bunuh diri yang terjadi dalam pertandingan itu.
“Jika dugaan adanya pengaturan skor di pertandingan dalam pertandingan itu (PSS versus PSIS Sleman, terbukti demikian adanya, tentu kami malu. Kami hanya ingin tim yang kami dukung bermain secara fair play apapun resikonya, seharusnya tim mengincar kemenangan bukan kekalahan,” kata Mario saat dihubungi lewat sambungan telepon, Senin (27/10).
Selain itu, pihaknya juga tidak membenarkan tindakan timnya, melakukan dua gol bunuh diri agar terhindar dari Borneo FC. Sebenarnya, kata Mario, menghindari tim yang dijagokan tidaklah salah, hanya saja proses yang dilakukan sangat memalukan.
Pihaknya berharap kasus ini segera dituntaskan, terutama internal PSIS sendiri. Panser biru menginginkan manajemen PSIS melakukan evaluasi mendalam, siapa dalang di balik insiden sepak bola gajah itu. Sehingga kasus mengalah dalam bertanding tidak lagi terulang dalam sepak bola Indonesia.
Ketua Panser Mania juga mengharapkan kepada PSSI agar lebih bijak dalam mengusut kasus tersebut. Sebab ini tidak hanya melibatkan PSIS Semarang dan PSS Sleman saja, tapi PSSI juga harus memeriksa Borneo FC, serta internal PSSI.