REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG – Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, tidak ada seorang pun perwakilan dari Muhammadiyah dalam jajaran kabinet presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi). Menyikapi hal tersebut, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Semarang Dr.H. Muhammad Saerazi, M. Ag menanggapi dengan bijaksana.
“Bagi saya biasa-biasa saja lah,” ujar Muhammad Saerazi kepada Republika, Selasa (28/10). Saerazi menilai tidak adanya perwakilan Muhammadiyah dalam jajaran menteri pemerintahan Jokowi sebagai sebuah konsekuensi politik. “Karena semuanya memang hak prerogatif presiden,” lanjut Saerazi.
Hanya saja, ada satu hal yang sedikit disayangkan oleh Saerazi. Saat pengumuman kabinet kemarin, presiden sempat menyebut salah satu organisasi Islam lain tapi sama sekali tidak menyinggung Muhammadiyah. “Kenapa yang satu disebut, yang satu tidak,” jelas Saerazi.