Selasa 28 Oct 2014 13:37 WIB

Pemberontak Suriah Serang Kota Pemerintahan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Winda Destiana Putri
Pasukan Suriah melakukan patroli. (ilustrasi)
Foto: EPA/Youssef Badawi
Pasukan Suriah melakukan patroli. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB -- Kelompok militan terafiliasi Al Kaidah dan kelompok pemberontak Suriah lainnya menyerang kota pemerintah Idlib, Senin lalu.

Front Nusra mengatakan pejuangnya telah menewaskan puluhan tentara pemerintah sebelum dipukul mundur.

Serangan pada Senin di Idlib berawal pagi ketika militan pemberontak menyerang kota dari segala arah. Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) mengatakan pemberontak menyerang pos pengecekan dan masuk kantor gubernur juga pusat kendali kepolisian.

SOHR mengatakan serangan lebih banyak terjadi di kota bagian selatan dekat bukit Mastoumeh. Pemberontak juga dilaporkan menjarah perbukitan. Pemerintah merespon dengan menembaki mereka, puluhan pemberontak dan tentara dilaporkan tewas.

Sebagian besar provinsi Idlib berada dibawah kendali pemberontak namun sebagian masih dikuasai pasukan yang setia pada Bashar Al Assad. Wartawan BBC Jim Muir di Beirut mengatakan Front Nusra dan sekutunya hanya membuat sedikit kemajuan di utara-barat dan selatan Suriah.

SOHR mengatakan angkatan udara Suriah telah melakukan 600 serangan udara dalam seminggu terakhir, termasuk bom barel dari helikopter. Sekitar 180 warga sipil telah tewas dalam serangan.

Pemerintah Presiden Assad telah berjuang melawan pemberontakan bersenjata yang semakin terfragmentasi. Sambil memerangi pemerintah, kelompok pemberontak seperti Front Nusra dan ISIS juga memerangi satu sama lain.

Dalam sebuah video yang dipercaya dikeluarkan oleh ISIS, memperlihatkan penyergapan seorang jurnalis Inggris John Cantlie di Kobane. Dalam video tersebut, Cantlie merujuk pada pertarungan malam hari termasuk penurunan senjata AS dan amunisi pada pejuang Kurdi di Kobane.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement