Selasa 28 Oct 2014 15:07 WIB

Perbedaan Iblis, Setan, dan Jin (1)

Iblis diciptakan Allah dari nyala api.
Foto: Poxteer.com/ca
Iblis diciptakan Allah dari nyala api.

Oleh: Hannan Putra

Mengenal musuh merupakan bagian dari perlawanan terhadapnya. Bagi orang beriman, iblis dan setan merupakan musuh yang nyata (QS Yasin [36]: 60). Lantas, siapakah iblis dan setan itu? Kemudian, bagaimana pula perbedaannya?

Iblis dalam etimologi bahasa Arab diambil dari kata balasa yang artinya tidak mempunyai kebaikan sedikit pun (man la khaira ‘indah). Sebagian pakar bahasa Arab ada pula yang mengatakan diambil dari kata ablasa yang berarti putus asa.

Hal ini dimaksudkan karena iblis telah berputus asa dari rahmat Allah. Menurut riwayat, dahulu iblis bernama Naail atau sebagian riwayat mengatakan Azazil. Setelah dikutuk Allah, ia dipanggil dengan nama iblis.

Jadi, iblis merupakan nama sesosok makhluk. Ia adalah nenek moyang dari bangsa jin, sebagaimana Adam merupakan nenek moyang umat manusia. Seperti jin yang lain, iblis diciptakan Allah dari nyala api (QS al-A’raaf [7]: 12). Jadi, iblis sebangsa dengan jin sebagaimana firman Allah, “Dia (iblis) adalah dari golongan jin.”(QS al-Kahfi [18]: 50).

Dahulu, makhluk yang sebelumnya bernama Naail atau Azazil ini sebenarnya makhluk yang paling saleh di antara para malaikat. Secara penciptaan, ia lebih mulia dari malaikat yang hanya diciptakan dari cahaya.

Sedangkan ia diciptakan dari biang cahaya itu, yakni api. Ketika Allah mengatakan, ada di antara makhluknya yang akan menjadi iblis, seluruh malaikat meminta kepada Naail agar didoakan tidak dijadikan Allah menjadi iblis. Ia mendoakan seluruh malaikat, namun lupa mendoakan dirinya sendiri. Akhirnya, dirinyalah yang ternyata menjadi iblis.

Naail inilah yang dilaknat dan diusir dari surga karena membangkang kepada Allah ketika diperintahkan sujud kepada Adam (QS al-Baqarah [2]: 34). Setelah dilaknat, ia diberi nama iblis.

Ia berdoa agar dipanjangkan umur untuk bisa menyesatkan manusia. Jadi, hingga saat ini iblis masih terus eksis bersama anak keturunannya untuk menyesatkan umat manusia.

Adapun setan merupakan sifat dari iblis. Setan bukanlah makhluk, melainkan sifat. Sama halnya dengan kata munafik atau fasik.

Jadi, sebutan setan tidak hanya berasal dari golongan jin saja, tetapi juga dari golongan manusia. Sebagaimana firman Allah, “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi musuh, yaitu setan dari jenis manusia dan jin.” (QS al-An’am [6] :112).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement