Rabu 29 Oct 2014 07:15 WIB

Batasi Visa Karena Ebola, Australia Dikecam

Pejalan kaki melewati mural yang memperlihatkan gejala ebola di Monrovia, Liberia.
Foto: Reuters
Pejalan kaki melewati mural yang memperlihatkan gejala ebola di Monrovia, Liberia.

REPUBLIKA.CO.ID,  FREETOWN-- Sierra Leone mengutuk keputusan Australia untuk menghentikan sementara pemberian visa masuk warga dari negara- negara yang terjangkit ebola. Larangan tersebut dinilai kontraproduktif dan diskriminatif.

Langkah ini juga mendapat kritikan dari Amnesty Internasional. Sekertaris Jenderal PBB Ban Ki-moon juga mengatakan, pembatasan perjalanan justru akan membatasi upaya mengalahkan ebola.

Menteri Informasi Sierra Leone Alpha Kanu menggambarkan peraturan tersebut terlalu kejam. Ia bersikeras tindakan yang diberlakukan di bandara Freetown Sierra Leona sudah cukup berhasil mencegah siapa pun yang terkena ebola terbang ke luar negeri.

"Peraturan itu diskriminatif, itu bukan hanya untuk ebola, tapi pada 24 juta warga Sierra Leone, Liberia dan Guinea. Tentu saja ini bukan cara yang tepat. Langkah pemerintah Australia benar-benar kontraproduktif," katanya pada kantor berita Reuters, Rabu (29/10).

Pemerintah Australia mengumumkan pada Senin (27/10), bahwa mereka membatalkan sementara visa yang dipegang oleh orang-orang dari negara terkena dampak ebola. Aplikasi visa baru dari negara-negara tersebut juga tak akan diproses.

Sementara pemegang visa permanen yang tiba di Australia, harus menjalani proses karantina selama 21 hari sebelum keberangkatan. Menteri Imigrasi Scott Morrison mengatakan pada parlemen, sistem dan proses ini dilakukan untuk melindungi warga Australia.n Gita Amanda

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement