REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPES -- Rakyat Hongaria di Budapes dan beberapa kota besar lain termasuk Gyor, Pecs, Debrecen, Miskolc dan Szeged turun ke jalan pada Selasa malam (28/10) untuk memprotes pajak yang diusulkan pemerintah untuk melakukan pengunduhan melalui Internet.
Topik itu menjadi perdebatan di parlemen pada hari yang sama dan pemerintah mengusulkan penangguhan pemberlakuan pajak tersebut setelah protes pada Ahad (26/10), yang diperkirakan diikuti oleh ribuan orang.
Massa pada Selasa tampaknya berjumlah sama dengan yang menggelar protes pada Ahad, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu siang. Protes itu dimulai dengan pertemuan di pusat kota Budapes oleh sebanyak 10.000 orang dan puluhan ribu orang lagi bergabung saat pawai berlangsung di seluruh daerah pusat kota dan di satu jembatan Budapes. Mereka menuntut pemerintah sepenuhnya membatalkan pajak itu.
Sebanyak 20 sepeda motor dan mobil polisi mengawal peserta protes di sepanjang jalan.
Balazs Gulyas, pendiri laman Facebook yang diberi nama "100.000 menentang pajak Internet", mengatakan massa pada Ahad memperlihatkan rakyat Hongaria mengatakan "terima kasih, tapi tidak", buat pajak Internet --yang diusulkan perdana menteri.
Zsolt Varady, pendiri jaringan sosial Hongaria, mengatakan massa telah memilih untuk berpawai ke patung "nol" kilometer di Hongaria untuk memperlihatkan jumlah pajak yang mereka bersedia bayarkan. "Nol!" katanya.
Karoly Fuzessy, seorang mahasiswa, menyeru Perdana Menteri Viktor Orban untuk berdebat mengenai masalah itu. "Kita dapat meyakinkan dia bahwa ini adalah gagasan yang jelek atau kita melanjutkan protes," katanya.
Demonstrasi di Budapes berakhir di patung nol kilometer di pinggiran Sungai Danube, Buda.Tak ada bentrokan dalam protes itu.