Rabu 29 Oct 2014 13:47 WIB

Sambil Menangis, Ibu Pembantu Tukang Satai Minta Maaf ke Jokowi

Rep: c94/ Red: Bilal Ramadhan
jokowi
jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, CIRACAS-- Pembantu tukang satai berinisial MA ditanggap Markas Besar Polisi Republik Indonesia karena dikenakan kasus penghinaan dan pencemaran nama baik Presiden Joko Widodo. Hal tersebut membuat heboh warga Kelurahan Rambutan karena tidak menyangka MA menjadi tersangka dalam kejahatan Cybernet.

Pada waktu penangkapan Ibu tersangka, Mursidah tidak mengerti ketika polisi menyodorkan surat penangkapan kepadanya. Sebab, kata warga Mursidah tidak bisa membaca atau buta huruf. Saat ini keadaan Mursidah masih shock karena tidak menyangka anaknya diboyong anggota kepolisian yang berpakaian sipil.

"Saya nggak nyangka anak saya seperti itu, saya mohon maaf sebesar besarnya atas kesalahan anak saya kepada bapak Joko Widodo," kata Musidah sambil berlinang air mata menangapi pertanyaan wartawan.

Fahrur Rohman (28 tahun) yang mewakili keluarga MA mengatakan tersangka tidak begitu mengerti soal jejaring media sosial di internet.  Ia menyangkal tuduhan dari pihak kepolisian sebab sebab tersangka tidak memiliki kemampuan yang cukup dalam menggunakan teknologi.

 

"Dia tuh baru belajar copy paste. Kalau ke warnet juga hanya setengah jam, enggak pernah lama-lama,"ujarnya kepada Republika, Rabu (29/10).

Fahrur menambahkan kesehariannya MA hanya sebagai karyawan di sebuah warung sate milik Haji Margani dan aktif di Majelis Nurul Mustofa. Fahrur mewakili keluarga dan seluruh warga memohon maaf kepada Presiden Joko Widodo dan berharap Jokowi akan membebaskan MA dari jeratan hukum. Sebab, kata Fahrur, MA hanya warga biasa yang tidak ada sangkut pautnya dengan isu pencapresan.

"Dia bukan siapa-siapa jadi saya mohon maklum dan kami warga  memohon maaf atas kepolosan tersangka yang hanya ikut-ikutan karena kebodohannya," tuturnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement