Rabu 29 Oct 2014 15:48 WIB

Bocah Korban Kasus JIS Kesulitan Dapat Sekolah

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Joko Sadewo
Terdakwa kasus dugaan kekerasan seksual terhadap siswa Jakarta International School (JIS), Agun Iskandar saat tiba di Pengadilan Negri Jakarta Selatan, Selasa (26/8).
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Terdakwa kasus dugaan kekerasan seksual terhadap siswa Jakarta International School (JIS), Agun Iskandar saat tiba di Pengadilan Negri Jakarta Selatan, Selasa (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu korban AK, Theresia  kecewa anaknya ditolak masuk sekolah di Icthus dan Netherland International School (NIS).

"Bahkan sekolah itu menolak anak saya karena ada pihak yang mengatakan saya mengomersilkan anak. Saya malah dituduh menyuruh AK berpura-pura jadi korban kekerasan seksual di JIS, ini mengerikan," kata Theresia di Jakarta, Rabu, (29/10).

AK, kata Theresia, terpaksa home schooling saat ini karena tidak diterima di sekolah. Makanya setelah ini ayahnya mau pindah kerja ke Swiss sebab sekolah-sekolah yang mungkin sudah mendapatkan bisikan dari JIS tak mau menerima AK.

Januari ini, kata Theresia, AK mau sekolah di Swiss. Nanti dia akan masuk kelas satu SD.

"Kami sudah membawa AK ke Swiss. Dia yang memilih sekolahnya, dia tidak mau sekolah di tempat yang luas, makanya dia memilih sekolah yang kecil karena masih trauma dengan JIS,"ujar Theresia.

Kalau sampai ditolak sekolah di Swiss, kata Theresia, ia akan meminta tolong UNICEF. "Tapi untungnya sekolah di Swiss mau menerima anak saya sekolah di sana," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement